Senin, 15 Agustus 2011

Review : 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA





Judul : 99 Cahaya di Langit Eropa, Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa
Penulis : Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan I, Juli 2011
Tebal : 424 Halaman




Eropa dan Islam, menurutku keduanya sesuatu yang berbeda, jauh dan tidak pernah bersatu. Tetapi ternyata tidak seperti itu. Dan buku inilah yang menyangkal pendapatku itu. Buku ini awalnya tidak ada dalam list buku beli di bulan ini. Ketika saya akan membeli novel “madre-dee” justru menemukan buku ini. Mendengar kata Eropa memang dalam benak saya selalu saja Italy dengan Stadion Sansiro dan Prancis dengan Eifellnya (seperti apa yang di tulis dalam buku ini di bagian sampul belakang). Pada saat itu di toko buku hanya tinggal satu buku terplastik rapat sehingga saya tidak tahu isi di dalamnya seperti apa , membuat saya harus memilih antara novel Madree to Buku ini (maklum dalam anggaran saya satu bulan hanya 1 buku..hehehe). Dengan menimbang, mengigat yang akhirnya saya putuskan untuk membeli buku ini dengan alasan tinggal satu, sementara novel madre masih setumpuk.
Buku ini bercerita tentang perjalanan si penulis untuk menapaki jejak-jejak peninggalan kebudayaan Islam di benua Eropa. Jarang sekali buku yang menampilkan sejarah Islam dengan kemasan yang tidak membosankan dan sangat mudah untuk dimengerti. Kalau saja saya tidak membaca buku ini, saya benar-benar tidak tahu bahwa Kebudayaan Islam sampai di Eropa.
Di kota Wina penulis memulai perjalananya. Diawali dari cerita pasukan muslim Ottoman yang berusaha menakluk Eropa dimana dipimpin oleh Kara Mustafa Pasha. Pasukan Muslim ini akhirnya kalah dalam pertempuran yang membuat kota Wina gagal ditaklukkan sehingga ekpansi Muslim pun berhenti sampai disitu. Kuliner yang terkenal di Eropa yang ada hubungannya dengan Islam juga dibahas di buku ini. Ternyata, asal roti Croissant bukanlah dari Prancis, melainkan diciptakan di Wina untuk merayakan kekalahan pasukan Turki. Cappucino konon juga bukan berasal dari Italia, melainkan dari biji-biji kopi Turki yang tertinggal di medan perang Pertempuran Wina. 
Paris adalah kota kedua yang menjadi cerita. Di buku ini ditulis “Paris bukanlah sekedar Eiffel atau Louvre. Tapi lebih dari dua bangunan ‘kecil’ itu”. Dan ternyata paris menyimpan banyak Sejarah Islam Seperti di museum Louvre, yang tidak hanya memajang lukisan Monalisa saja tetapi Vierge à L’Enfant (Bunda Maria dan Bayi Yesus) karya Ugolino di Nerio 1315-1320 dimana terdapat kalimat Laa ilaa ha illallah pada pinggiran hijab bunda Maria. Selain itu tentang Axe Historique atau Voiec Triomphale “jalan Kemenangan” yaitu garis imajiner di Paris yang dibuat Napoleon Bonaparte yang melintasi Arc de Triomphe du Carrousel, obelisk di Place de la Concorde, Arc de Triomphe de l’Étoile, dan Grande Arche de La Défense, yang katanya jika diteruskan ke arah tenggara akan sampai ke Ka’bah.(dengan kata lain jalan kemenangan adalah jalan ke Ka’bah).
Cordoba di Spanyol mendapat sebutan The City of Light yang menjadi pusat Islam di Eropa ketika itu. Dimana di Cordoba terdapat Mezquita atau Cathedral Cordoba yaitu masjid yang diubah menjadi katedral di Cordoba. Diceritakan Seluruh negara di Eropa iri akan kemajuan dan kemoderenannya dan kehidupan warganya yang terkenal damai dan harmonis meski berbeda kepercayaan. Ketika itu mereka meniru segala sesuatu termasuk karya seni kaligrafi yang terdapat pada setiap benda yang dimiliki oleh Muslim, baik itu bangunan ataukah pakaian. 
Di Istambul Turki terdapat Hagia Sophia yaitu gereja yang diubah menjadi masjid selama kekuasaan Turki Utsmani, dan kemudian diubah menjadi museum setelah Turki berubah menjadi republik.
Buku ini benar membuat saya bangga akan Islam. Ingin juga rasanya menikmati perjalanan yang sama seperti Mbak Hanum (www.ngarep.com). Kalian harus baca, dan rasakan petualanganya…


Read More - Review : 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA
Read More - Review : 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA

Senin, 01 Agustus 2011

Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern (Tugas Resumq Audit /9)



Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern 

PENGANTAR PENGENDALIAN INTERN
• Pentingnya Pengendalian Intern
Pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor independen telah diakui dalam literatur profesional. Suatu terbitan tahun 1947 oleh AICPA yang berjudul Internal Control menyebutkan faktor-faktor berikut sebagai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya pengakuan atas pentingnya pengendalian intern :
a.       Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif
b.      Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidak beresan
c.       Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien

• Definisi, Konsep Dasar, dan Komponen
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori :
a.       Keandalan laporan keuangan
b.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c.       Efektivitas dan efisiensi operasi

Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam beberapa definisi berikut :
a.       Pengendalian intern merupakan suatu proses. Ini berarti alat untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri. Pengendalian intern terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan, tidak ditambahkan kedalam, infrastruktur suatu entitas.
b.      Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, orang pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya.
c.       Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari pengadaan pengendalian .
d.      Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
Untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan tujuan entitas, laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian intern yang saling berhubungan, yaitu :
a.       Lingkungan pengendalian
b.      Penilaian risiko
c.       Aktivitas pengendalian
d.      Informasi dan komunikasi
e.       Pemantauan
• Tujuan Entitas dan Pengendalian Intern Relevan yang Berhubungan dengan Suatu
Audit
Manajemen mengadopsi pengendalian intern untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam mencapai tiga kategori tujuan, yaitu :
a.       Keandalan dari informasi keuangan
b.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c.       Efektivitas dan efisiensi dari operasi
Karena tidak semua dari tujuan tersebut dan pengendalian yang mendukung relevan dengan suatu audit laporan keuangan, satu dari tugas pertama auditor untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan kedua adalah mengidentifikasikan tujuan tersebut dan pengendalian yang relevan. Yang menjadi perhatian penting adalah pengendalian yang dimaksudkan untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen untuk pemakai eksternal telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

• Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas
Consideration of Internal Control in a Financial Statement Audit, mengidentifikasi keterbatasan yang melekat berikut yang menjelaskan mengapa pengendalian intern, sebaik apapun ia dirancang dan dioperasikan, hanya dapat menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan pengendalian suatu entitas.
a.       Kesalahan dalam pertimbangan
b.      Kemacetan
c.       Kolusi
d.      Penolakan manajemen
e.       Biaya versus manfaat

• Peran dan Tanggung Jawab
a.       Manajemen. Merupakan tanggung jawab manajemen untuk menciptakan pengendalian intern yang efektif.
b.      Dewan direksi dan komite audit. Anggota dewan sebagai harus menentukan bahwa manajemen telah memenuhi tanggung jawabnya untuk menciptakan dan memelihara pengendalian intern. Komite audit harus waspada dalam mengidentifikasi keberadaan penolakan manajemen atas pengendalian atau pelaporan keuangan yang curang, dan mengambil tindakan yang diperlukan.
c.       Auditor internal. Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan pengendalian intern suatu entitas secara periodik dan membuat rekomendasi untuk perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung jawab utama untuk menciptakan dan memelihara pengendalian intern.
d.      Personel entitas lainnya. Peran dan tanggung jawab dari semua personel lain yang menyediakan informasi atau menggunakan informasi harus memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah apapun yang tidak sesuai dengan pengendalian atau tindakan melawan hukum yang mereka temui kepada tingkat yang lebih tinggi.
e.       Auditor independen. Sebagai hasil dari proseduraudit laporan keuangan, seorang auditor eksternal mungkin akan menemukan kekurangan dalam pengendalian intern yang akan dikomunikasikan kepada manajemen, komite audit, atau dewan direksi, bersamaan dengan rekomendasi perbaikan.
f.       Pihak eksternal lainnya. Pembuat aturan menetapkan persyaratan minimum untuk pengadaan pengendalian intern oleh entitas-entitas tertentu. Contohnya adalah Foreign Corrupt Act tahun 1977 dan Federal Deposit Insurance Corporation Improvement Act tahun 1991.

KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN
• Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dan orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur. Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yang diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Integritas dan nilai etika
b.      Komitmen terhadap kompetensi
c.       Dewan direksi dan komite audit
d.      Filosofi dan gaya operasi manajemen
e.       Struktur organisasi
f.       Penetapan wewenang dan tanggung jawab
g.      Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

• Penilaian Risiko
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penilaian risiko oleh manajemen juga harus mencakup pertimbangan khusus atas risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti yang diuraikan dalam AU 319.29 :
a.       Perubahan dalam lingkungan operasi
b.      Personel baru
c.       Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
d.      Pertumbuhan yang cepat
e.       Teknologi baru
f.       Lini, produk, atau aktivitas baru
g.      Restrukturisasi perusahaan
h.      Operasi di luar negeri
i.        Pernyataan akuntansi

• Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang memasukkan sistem akuntansi, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulakan, menganalisis, mengklarifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian intren atas pelaporan keuangan.

• Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Salah satu cara adalah sebagai berikut :
a.       Pemisahan tugas
b.       Pengendalian pemrosesan informasi
- Pengendalian umum
- Pengendalian aplikasi
c. Pengendalian fisik
d. Review kinerja


• Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

• Penerapan Komponen pada Entitas Kecil dan Menengah
Kelima komponen pengendalian intern dapat diterapkan entitas dengan semua ukuran. Namun demikian, tingkat formalitas dan spesifikasi mengenai bagaimana komponen-komponen tersebut diimplementasikan dapat sangat bervariasi untuk alasan praktik dan kelayakan. AU 319.15 mengidentifikasi faktor-faktor berikut yang akan dipertimbangkan dalam memutuskan bagaimana mengimplementasikan setiap komponen tersebut. Faktor-faktor tersebut yaitu :
a.       Ukuran entitas
b.      Karakteristik organisasi dan kepemilikan
c.       Sifat dari usaha
d.      Keanekaragaman dan kompleksitas dari operasi
e.       Metode pemrosesan data
f.       Persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku


MEMPEROLEH SUATU PEMAHAMAN MENGENAI PENGENDALIAN INTERN
• Pemahaman Lingkungan Pengendalian
AU 319.26 menyatakan bahwa auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai lingkungan pengendalian yang mencukupi untuk memahami sikap dan tindakan manajemen serta dewan direksi berkenaan dengan lingkungan pengendalian, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalianmaupun dampak kolektif mereka pada pengendalian lain.

• Pemahaman Penilaian Risiko

AU 319.30 menyatakan bahwa auditor harus menentukan bagaimana manajemen mengidentifikasi resiko yang relevan terhadap penyajian laporan keuangan yang wajar, kepedulian mengenai bagaimana ia menilai signifikasi dari risiko tersebut dan bagaimana ia memutuskan aktivitas pengendalian atau tindakan lain berkenaan dengan risiko tersebut.

• Pemahaman Informasi dan Komunikasi
Suatu sistem informasi entitas secara signifikan mempengaruhi risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Secara khusus, sistem akuntansi yang dirancang dengan baik secara efektif beroperasi harus menyediakan dana akuntansi yang dapat diandalkan, sementara sistem yang dirancang dengan buruk akan memberikan hasil sebaliknya.
• Pemahaman Aktivitas Pengendalian
AU 319.33 menunjukkan bahwa auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang aktivitas pengendalian yang relevan dengan perencanaan audit. Dalam memperoleh suatu pemahaman mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, serta komponen pemantauan dari pengendalian intern, auditor secara tidak langsung akanmemperoleh pengetahuan mengenai beberapa aktivitas pengendalian.

• Pemahaman Pemantauan
AU 319.41 menyarankan agar prosedur memperoleh suatu pemahaman terdiri dari :
a.       Review pengalaman masa lalu dengan klien
b.      Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas, dan staf personel yang tepat
c.       Memeriksa dokumen dan catatan
d.      Mengamati aktivitas dan operasi entitas


MENDOKUMENTASIKAN PEMAHAMAN

• Kuesioner
Kuesioner terdiri dari serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian intern yang perlu dipertimbangkan auditor untuk mencegah salah saji yang material dalam laporan keuangan.beberapa kantor akuntan menggunakan kuesioner yang berbeda untuk klien besar dan klien kecil.

• Bagan Arus
Bagan arus (flowcharts) adalah suatu diagram sistematik dengan menggunakan simbol-simbol terstandarisasi, garis arus yang saling berhubungan, dan keterangan yang menggambarkan langkah-langkah yang terlibat dalam memproses informasi melalui sistem informasi.

• Memorandum Naratif
Memorandum naratif terdiri dari komentar-komentar tertulis berkenaan dengan pertimbangan auditor atas pengendalian intern. Memorandum dapat digunakan untuk melengkapi bagan arus atau bentuk pendokumentasian lain dengan meringkas keseluruhan pemahaman auditor mengenai pengendalian intern, komponen individu dari pengendalian intern, atau kebijakan.

Read More - Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern (Tugas Resumq Audit /9)
Read More - Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern (Tugas Resumq Audit /9)

MATERIALITAS, RESIKO, DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN (Tugas Resumq Audit 1/8)





MATERIALITAS
Materialitas merupakan dasar penerapan dasar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas suatu pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
Dalam laporan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan (guarantee) bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat.

Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan auditnya. Penentuan materialitas ini, yang seringkali disebut dengan materialitas perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan yang melingkupi berubah (2) informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.

Materialitas pada tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas. (1) auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit dan (2) pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.

MATERIALITAS pada Tingkat Saldo akun
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.

Alokasi MATERIALITAS laporan Keuangan ke Akun
Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut.

Hubungan antara MATERIALITAS dengan bukti audit
Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan ( kuantitas ) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan ( hubungan terbalik ).

RISIKO AUDIT
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi 312 risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

RISIKO Audit Keseluruhan ( Overall Audit Risk )
Risiko audit dapat ditaksir secara kuantitatif atau kualitatif. Dalam penentuan risiko audit keseluruhan, auditor juga menyatakan tingkat kepercayaan (level of confidence).

RISIKO Audit Individual
Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun-akun secara indivual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan kepada akun-akun yang berkaitan.

Unsur RISIKO Audit
Terdapat tiga unsur risiko audit : (1) Risiko Bawaan, (2 ) Risiko Pengendalian, (3) Risiko Deteksi

Penggunaan Informasi RISIKO Audit
Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor untuk menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran penyajian saldo akun tertentu.

Risiko audit individual = risiko bawaan x risiko pengendalian x risiko deteksi
Dari formula tersebut, risiko deteksi dapat dihitung dengan formula berikut ini :
Risiko deteksi = Risiko audit individual
Risiko bawaan x Risiko pengendalian

Hubungan antar Unsur RESIKO
Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Hubungan antara MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, dan BUKTI AUDIT
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit digambarkan sebagai berikut :
1.      Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan.
2.      Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3.      Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari tiga cara berikut ini :
a.       Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
b.      Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan.
c.       Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-sama

STRATEGI AUDIT AWAL
Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam : (1) Pendekatan Terutama Substantif, (2) Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah.
Unsur STRATEGI AUDIT AWAL
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat unsur berikut ini :
1.      Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
2.      Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.
3.      Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.
4.      Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah.
Read More - MATERIALITAS, RESIKO, DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN (Tugas Resumq Audit 1/8)
Read More - MATERIALITAS, RESIKO, DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN (Tugas Resumq Audit 1/8)

ACCEPTING THE ENGAGEMENT AND PLANNING THE AUDIT (Resum Audit 1 bab 7)


Terdapat 4 tahapan dalam audit (phases of an audit) yaitu:
1.                  Menerima dan mempertahankan klien.
Tahap awal dari audit laporan keuangan melibatkan suatu keputusan untuk menerima atau menolak kesempatan untuk menjadi auditor dari klien baru atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Standar pengendalian mutu menyediakan petunjuk profesional berkenaan dengan keputusan untuk menerima dan melanjutkan klien dan perikatan, sejalan dengan standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing yang berlaku umum.

2.         Merencanakan audit.
Memerlukan pengembangan suatu strategi audit untuk pelaksanaan audit dan penentuan lingkup audit. Perencanaan penting agar suatu perikatan audit berjalan dengan sukses baik standar umum dan standar pekerjaan lapangan yang menyediakan pedoman profesional berkenaan dengan perencanaan audit.

3.         Melaksanakan pengujian audit.
Tahap ini juga disebut sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan (field work) karena pengujian biasanya dilakukan atas ijin klien. Tujuan utama adalah untuk memperoleh bukti audit mengenai kondisi ekonomi klien, efektivitas pengendalian intern, kewajaran laporan keuangan klien.

4.         Melaporkan temuan.
Tahap akhir dari audit adalah pelaporan temuan-temuan. Elemen penting dari setiap audit adalah komunikasi mengenai temuan audit. Auditor membuat laporan kepada manajemen dan dewan direksi beserta temuan tentang pengendalian intern dan masalah lain yang memerlukan perhatian manajemen.


MENGEVALUASI INTEGRITAS MANAJEMEN
Tujuan utama dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan suatu pendapat atas laporan keuangan manajemen. Jadi penting bagi auditor untuk menerima suatu perikatan audit hanya apabila terdapat keyakinan yang memadai bahwa manajemen klien dapat dipercaya. Bila manajemen kurang memiliki integritas , terdapat kemungkinan kekeliruan (error) yang material dan ketidakberesan (irregularities) akan terjadi dalam proses akuntansi di mana laporan keuangan dibuat.

1.       Berkomunikasi dengan auditor terdahulu.
Untuk klien yang pernah diaudit, pengetahuan mengenai manajemen klien yang diperoleh auditor terdahulu (predecessor auditor) merupakan informasi penting bagi auditor pengganti (successor auditor). Komunikasi dapat dilakukan tetapi harus seijin klien dan diminta untuk mengotorisasi auditor terdahulu untuk menjawab dengan lengkap pertanyaan auditor pengganti. Otorisasi diperlukan karena kode etik profesi melarang seorang auditor untuk mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh.
2.      Mengajukan pertanyaan kepada pihak ketiga lainnya.
Informasi mengenai integritas manajemen juga dapat diperoleh dari pihak lain yang memiliki pengetahuan di bidangnya seperti; pengacara, bankir dan pihak lain dalam komunitas keuangan dan bisnis yang berhubungan bisnis dengan calon klien.
3.      Me-review pengalaman masa lalu dengan klien yang telah ada.
Sebelum membuat keputusan untuk melanjutkan suatu perikatan dengan klien audit, auditor harus berhati-hati dalam mempertimbangkan pengalaman masa lalu dengan manajemen klien.
MENGIDENTIFIKASI KONDISI KHUSUS DAN RISIKO YANG TIDAK BIASA
        Elemen penting dari audit melibatkan penilaian risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Akuntan publik juga menaruh perhatian terhadap resiko bisnis auditor (auditor’s business risk) jika dihubungkan dengan perusahaan yang memiliki masalah keuangan atau kelangsungan usaha, pihak yang dirugikan dapat menuntut keandalan laporan keuangan.
1.      Mengidentifikasi pemakai laporan yang telah diaudit.
Tanggung jawab hukum auditor atas audit bervariasi, tergantung pada pemakai laporan. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan status badan hukum dari calon klien.
2.      Menilai stabilitas keuangan dan hukum calon klien.
Jika suatu entitas mengalami kesulitan hukum, maka perkara hukum sangat mungkin akan melibatkan auditor yang sering dianggap memiliki “deep pockets”. Oleh karena itu auditor harus mengidentifikasi calon klien yang memiliki risiko tinggi untuk di tuntut.
3.      Mengidentifikasi Pembatasan lingkup.
Ketika menerima suatu perikatan, seorang auditor harus mengevvaluasi apakah pembaasan lingkup audit meningkatkan risiko yang menyebabkan auditor tidak dapat menerbitkan pendapat.
4.      Mengevaluasi sistem pelaporan keuangan entitas dan kemampuan audit.
Seorang auditor harus mengevaluasi kondisi lain yang meningkatkan pertanyaan mengenai kemampuan audit atau auditabilitas calon klien. Dengan semakin bergantungnya perusahaan pada pemrosesan data elektronik auditor harus mempertimbangkan implikasi apakah bukti penguat tersedia dalam bentuk dokumen atau dalam bentuk elektronik, dimana auditor ragu dan khawatir tentang catatan akuntansi atau jejak audit, maka sebaiknya perikatan tersebut ditolak.

MENILAI KOMPETENSI UNTUK MELAKSANAKAN AUDIT
Standar umum pertama dari GAAS menyatakan; “ Audit dilaksanakan oleh seseorang atau orang-orang yang memiliki pelatihan teknis dan kecakapan yang memadai sebagai seorang auditor.
1.       Jasa yang diinginkan.
Kebanyakan klien memerlukan suatu audit juga memerlukan jasa tambahan. Oleh karena itu auditor dapat membuat rekomendasi tentang bagaimana meningkatkan kinerja bisnis setelah auditor memahami keadaan yang dibutuhkan oleh klien serta berusaha meningkatkan keahlian dalam sistem informasi dan pengendalian intern.

2.      Mengidentifikasi Tim audit
Penempatan staf audit sebagai suatu tim audit (audit team) dalam pengumpulan bukti diperlukan untuk pengendalian kualitas dari hasil audit. Umumnya tim audit terdiri dari:
·         Seorang partner, yang memiliki baik tanggung jawab keseluruhan maupun tanggung jawab akhir untuk suatu perikatan.
§  Satu atau lebih manajer, yang biasanya memiliki keahlian signifikan dalam industri dan yang mengkoordinasikan serta mengawasi pelaksanaan program audit.
§  Satu atau lebih senior, yang mungkin memiliki tanggung jawab untuk merencanakan audit, melakukan bagian dari program audit dan mengawasi serta me-review pekerjaan asisten staf.
§  Asisten staf, yang melakukan berbagai prosedur audit yang diperlukan.

3.      Mempertimbangkan kebutuhan untuk kosultasi dan spesialisasi
Dalam menentukan apakah akan menerima suatu perikatan, adalah lebih baik bagi seorang auditor untuk mempertimbangkan apakah akan menggunakan jasa konsultan dan spesiali untuk membantu tim audit dalam melakukan audit. Elemen pengendalian mutu mengenai konsultasi menyatakan bahwa perusahaan seharusnya mengadopsi kebijakan dan prosedur untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa personel akan mencari bantuan hingga sejauh yang diperlukan.
MENGEVALUASI INDEPENDENSI
Standar umum kedua dari GAAS menyatakan: dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikam mental perlu dipertahankan oleh para auditor. Independensi dalam perikatan audit diwajibkan karena merupakan elemen dalam pengendalian mutu. Apabila persyaratan independensi tidak dapat dipenuhi, maka perikatan harus ditolak atau calon klien harus diberitahu dan tidak memberikan pendapat (disclaimer) atas laporan keuangan, guna terhindar dari konflik kepentingan.


KEPUTUSAN UNTUK MENERIMA ATAU MENOLAK AUDIT
Kondisi yang dapat menyebabkan KAP menarik diri dari suatu audit termasuk:
Kekhawatiran mengenai integritas manajemen atau penahanan bukti yang tampak selama audit.
Klien menolak untuk membenarkan salah saji material dalam laporan keuangan.
Klien tidak mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki kecurangan atau tindakan melawan hukum yang ditemukan selama Audit. 
MEMPERSIAPKAN SURAT PERIKATAN
langkah akhir dari tahap penerimaan, merupakan praktek profesional yang baik untuk mentaati syarat-syarat dari setiap perikatan dalam surat
Read More - ACCEPTING THE ENGAGEMENT AND PLANNING THE AUDIT (Resum Audit 1 bab 7)
Read More - ACCEPTING THE ENGAGEMENT AND PLANNING THE AUDIT (Resum Audit 1 bab 7)

BUKTI AUDIT, TUJUAN AUDIT, PROGRAM AUDIT, DAN KERTAS KERJA (bab 6/audit)


Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenak nya,sejak awal teah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporankeuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuanganklien menyajikan secara wajar,salam semua hal yang material,sesuai denganGAAP.untuk itu auditor hars memperoleh bahan bukti audit yang cukup dankompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat,disamping itu,pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh : 

1.      Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.
2.      Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan  denganBuku dan catatan klien.
3.      Keputusan tentang  asersi yang material bagi laporan keuangan.
4.      Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.  

AUDIT  TOP-DOWN  VS AUDIT  BOTTOM-UP

Bukti audit top-down berfokus pada upaya auditor dalam memperolehpemahaman tentang bisnis dan industri,tujuan manajemen,bagaimanamanajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapaisasaran,keunggulan kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti, sertalaba dan arus kas yang dihasilkan. Proses audit top-down memberikan buktitentang risiko bisnis  strategis yang dihadapi klien,bagaimana klien menanggapirisiko tersebut,dan kelangsungan entitas.  Bukti audit bottom-up berfokus pada pengujian secara langsung antartransaksi,saldo akun,serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang padaakhirnya menghasilkan saldo aku.bukti audit bottom-up meliputi beberapa bentuk penarikan sample transaksi,atau penarikan sample terperinci yangmendukung saldo akun.

KEPUTUSAN PENTING TENTANG BUKTI AUDIT 
Ketika merencanakan audit,auditor harus membuat 4 keputusan pentingtentang lingkup dan pelaksanaan audit.keputusan tersebut meliputi :

1.      Sifat pengujian yang harus dilakukan.
2.      Saat pengujian yang harus dilakukan.
3.      Luas pengujian yang arus dilakukan.
4.      Penetapan staff untuk melaksanakan audit. 



SIFAT PENGUJIAN AUDIT
Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektifitas pengujian audit yangakan dilaksanakan.
Pertama,prosedur audit tersebut harus dapat memberikanbukti tentang kinerja kompetitif suatu entitas atau terkait dengan tujuanspesifik yang ingin dicapai auditor.auditor juga harus mempertimbangkanbiaya relatif dan efektifitas prosedur dalam kaitannya dengan tujuan audityang spesifik. 
.
SAAT PENGUJIAN AUDIT
Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit sertamenarik kesimpulan audit.pengujian audit pada tanggal interim dapatmemberikan pertimbangan awal mengenai masalah-masalah signifikasi yangdapat mempengaruhi laporan keuangan pada akhir tahun buku.auditor jugadapat memilih untuk melaksanakan pengujian substantif tentang kewajaransaldo akun sebelum tanggal neraca. 

LUAS PENGUJIAN AUDIT
Luas prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapabanyak bukti audit yang harus diperoleh .bukti yang lebih banyak diperlukanuntuk mencapai suatu tingkat resiko deteksi yang rendah dibanding dengantingkat resiko yang tinggi. 

PENETAPAN STAFF AUDIT
Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan ,keterampilan,dan kemampuannya sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedangdiperiksa. Auditor membuat 4 pilihan penting yang berkaitan dengan bukti audit.

1.      Bukti apa yang akan diperoleh ( sifat )
2.      Bilamana akan memperoleh bukti ( saat ).
3.      Berapa banyak bukti yang akan diperoleh ( luas ).
4.      Siapa yang akan ditugaskan untuk memperoleh bukti ( staff audit )    

TUJUAN AUDIT SPESIFIKDA BUKTI AUDIT
Asersi manajemen dalam laporan keuangan menjadi pedoman bagiauditor untuk merencanakan pengumpulan bukti audit.5 asersi manajemenyang digariskan dalam standar auditing yang berlaku umum ( GAAS) : 

1.      Keberadaan dan keterjadiaan.
2.      Kelengkapan.
3.      Hak dan kewajiban.

4.      Penilaian atau alokasi.

Penyajian dan pengungkapan. Dalam memperoleh bukti untuk mendukung pendapat atas laporanKeuangan,auditor mengembangkan tujuan audit spesifik bagi setiap akundalam laporan keuangan.auditor mengidentifikasikan tujuan audit  spesifikberdasarkan asersi manajemen dalam laporan keuangan karna setiap tujuanaudit memerlukan bukti audit yang berbeda pula. Tujuan audit spesifik dikembangkan untuk setiap asersi,selail itu tujuanaudit juga dikembangkan untuk :
1.Transaksi relevan yang mempengaruhi piutang usaha.
2.Aspek penting pada saldo akun piutang usaha sebagaimana dilaporkanpada tanggal neraca

Dalam audit, bahan bukti merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi kuantitatif yang sedang diaudit disajikan sesuai kriteria yang ditetapkan.
Perbandingan untuk membedakan bahan bukti:
• Tujuan penggunaan bahan bukti
• Sifat bahan bukti yang digunakan
• Pihak yang mengevaluasi bahan bukti.
• Kepastian dari kesimpulan berdasarkan bahan bukti
• Sifat kesimpulan
• Konsekuensi yang timbul akibat kesimpulan yang salah dari bahan bukti

Bahan Bukti Yang Menyimpulkan

Suatu bahan bukti dapat memberikan kesimpulan apabila :

1. Relevan, berkaitan terhadap tujuan pengujian auditor
2. Kompeten, menunjukkan tingkat dapat dipercayainya suatu bahan bukti
Kompetensi dapat diperbaiki dengan :
• Independensi penyedia data
• Efektifitas struktur pengendalian intern
• Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor
• Kualifikasi orang yang menyediakan informasi
• Tingkat objektivitas
3. Kecukupan, jumlah bahan bukti yang diperoleh dibandingkan dengan besar sampel .
4. Ketepatan waktu, saat bahan bukti dikumpulkan, sedekat mungkin dari tanggal neraca.

Jenis Bahan Bukti Audit

Bahan bukti yang digunakan oleh auditor dalam prosedur audit terdiri dari :
• Pemeriksaan fisik .
• Konfirmasi .
• Dokumentasi .
• Pengamatan .
• Tanya jawab dengan klien .
• Pelaksanaan Ulang (Reperformance) .
• Prosedur analitis .
Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai pengaruh yang besar pada keandalan kebanyakan jenis bahan bukti. Jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi sendirian untuk memberikan bahan bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan





Prosedur Analitis

Adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan termasuk perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Pelaksanaan prosedur analitis dapat dilakukan pada seluruh tahap, baik tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap penyelesaian
Alasan yang terpenting penggunaan prosedur analitis :
• Memahami bidang usaha klien.
• Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
• Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
• Mengurangi pengujian audit yang terinci.
• Saat.

Jenis Prosedur Analistis

1. Membandingkan data klien dengan industri sejenis.
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya
• Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu.
• Membandingakan rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun sebelumnya.
• Membandingkan rasio dan hubungan persentase dengan tahun sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.
4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.
5. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan.



Read More - BUKTI AUDIT, TUJUAN AUDIT, PROGRAM AUDIT, DAN KERTAS KERJA (bab 6/audit)
Read More - BUKTI AUDIT, TUJUAN AUDIT, PROGRAM AUDIT, DAN KERTAS KERJA (bab 6/audit)