Jumat, 25 Mei 2012

Review SUPERNOVA #1 “Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh”



Sesuai dengan janji ku, dalam seminggu ini akan aku review supernova 1-3 aku membacanya ketika SMA, dah 6 tahun yang lalu deh. Aku membaca novel supernova justru secara terbalik tetapi itu justru mengasikan. Dimulai dengan “Petir#1”, “Akar#2” dan “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh#3”.  Supernova adalah virus. Jadi siap-siap ya terjangkit virusnya dan dijamin berkomentar kagum akan karya-karya dee…

Dee sangat ahli dalam merangkai ilmu pengetahuan mulai fisika,biologi, kimia yang dicampur ke dalam sastra. Sehingga akupun harus membacanya berkali-kali. dan Supernova satu ini juga penuh akan pengetahuan. Dimulai dari 2 tokoh berikut :

Dimas & Reuben
Dua orang pemuda cerdas yang sedang kuliah di luar negeri bertemu. Dimas yang kuliah di George Washington University bertemu dengan Reuben, si “teoritis” yang belajar di Johns Hopkins Medical School. Mereka memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mereka berdua gay alias homo dan kebetulan sekali jatuh cinta karena kesamaan visi. Mereka membuat janji bersama untuk sepuluh tahun lagi.

Sepuluh tahun kemudian di Jakarta mereka berusaha mewujudkan janji diantaranya. Mereka berdua akan membuat sebuah mahakarya penggabungan antara “fiksi” dengan pemahaman jangka panjang tentang “fisika-filsafat”. Mereka akhirnya memutuskan akan membuat sebuah cerita dengan order dan chaos sebagai awal cerita. Dimana, sebuah dongeng masa kecil, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh mereka transformasikan ke dalam diri para tokoh modern, manusia millenium.

Tuhan berbicara lewat banyak hal, banyak mulut, dan banyak peristiwa (hlm. 53)

Dalam kerangka berpikir Reuben, segala sesuatu yang ditangkap manusia sebagai objek merupakan hasil dari keinginan yang diciptakan manusia itu sendiri, dengan otak sebagai mediasi. Ini juga tak lepas dari penjelasannya tentang “konsep waktu”. Bahwa waktu masa kini, masa lalu dan masa depan sebenarnya hanyalah akibat dari pengolahan bagian otak yang bernama cortex. Bagian itulah yang menyusun kekacauan mencari sebuah rutinitas empiris yang akhirnya terkategori. Baginya yang ada hanyalah masa kini yang terus bergerak, masa lalu yang terus bergerak, dan masa depan yang juga selalu bergerak. Tak dapat di genggam secara kategoris.

“...Dan, apa yang ia lihat bergantung dari respon mana yang ia pergunakan.
Otak adalah alat yang disediakan bagi kita untuk bermain dengan hidup.
Permainannya sendiri? Terserah anda.” (hlm. 127)

Diawali dari sebuah dongeng “Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh”.
Dimana  terdapat seorang pangeran yang sangat mencintai seorang putri, namun dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Hingga muncul sang bintang yang merasa iba dan mengajak pangeran untuk ikut menuju tempat sang putri. Namun begitu sang bintang melihat sang putri, ia jatuh cinta dan membiarkan sang pangeran hancur menjadi debu dalam perjalanannya menempuh jarak dengan kecepatan yang tinggi, ditinggalkan sang bintang. Dari cerita inilah reuben merefleksikan menjadi tokoh-tokoh dibawah ini

Ksatria (Ferre), Putri (Rana) dan Bintang Jatuh (Diva)
Dia adalah seorang eksekutif muda, managing direcotr sebuah perusahan multinasional) yang sibuk dengan semua urusan pekerjaannya. Hingga sang putri datang dalam wujud seorang reporter sebuah majalah wanita, bernama Rana. Lewat sebuah takdir pertemuan wawancara mereka mulai menjalin hubungan. Mereka saling jatuh cinta, namun di saat yang tak tepat. Rana, sang putri telah diikat oleh seorang pangeran yang bahkan tak ia cintai, yaitu Aswin. Aswin adalah suami dari Rana yang sangat mencintai rana. Sedangkan refleksi bintang jatuh dalam mahakarya Reuben dan Dimas? Ia berwujud seorang wanita, cantik, cerdas, bermata hitam, modern, dan kaya. Atas ide dari Dimas, dia membuat bintang jatuh menjadi sesuatu yang special yaitu seorang pelacur. Mereka memberi nama Diva. Diva seorang wanita “siap pakai” dengan tarif dolar. Wlaupun begitu tak sembarangan orang bisa menyentuh tubuhnya karena harus rela merogoh kocek U$ 1500.

Aku sendiri sangat menyukai sifat dan karakteristik diva, walaupun seorang pelacur Diva memiliki kepandaian yang tinggi. Diva dibentuk sebagai pelacur dengan kelas tinggi, bahkan diva mampu membuat seorang guru besar kalah dalam perbincangan. Disinilah dee memasukan masalah social dan budaya, Dee sangup menyidir oknum orang kaya yang bersikap Borjuis.

“Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran, bahkan jiwanya.
Bagaimana kalau ternyata itulah pelacuran yg paling hina?”

Klimaks dari novel ini ketika Aswin telah mengetahui perselingkuhan Rana. Tentunya kalian pun akan penasaran “siapakah yang dipilih oleh rana ?”, “Apakah perasaan cinta itu?”, “ Apakah seharusnya cinta itu mengikat atau  membebaskan ?”,” Bagaimana Diva sebagai Bintang jatuh dapat ikut campur dalam kehidupan Ferre ?”. AYO, temukan semua jawabanya di novel ini…

Salah satu hal yang membuat novel ini menarik yaitu “Siapa menulis siapa?”. Dalam cerita Ruben dan Dimas menciptakan sebuah karya tetapi sebenarnya mereka juga hanyalah tokoh. Dee lah yang menciptakan mereka.   Inilah yang membuat aku benar-benar kagum akan karya dee . 10 jempol untuk Dee. Dijamin kalian pun akan dibuat penasaran dan membacanya tanpa henti.
Read More - Review SUPERNOVA #1 “Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh”
Read More - Review SUPERNOVA #1 “Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh”

Jumat, 18 Mei 2012

Review SUPERNOVA #2 “Akar”


Sesuai dengan janji ku di Revie Supernova #4 Partikel sebelumnya akan aku review supernova 1-3 aku membacanya ketika SMA, jadi sudah 6 tahun yang lalu deh. Aku membaca novel supernova justru secara terbalik tetapi itu justru mengasikan. Dimulai dengan “Petir#1”, “Akar#2” dan “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh#3”.  Supernova adalah virus. Jadi siap-siap ya terjangkit virusnya dan dijamin berkomentar kagum akan karya-karya dee…

Saat itu selama 2 hari berturut-turut "akar" menemani hariku. Mau tidurpun aku selalu teringat akar karena terasa akar akan berlari meninggalkanku, padahal akar tidak akan tumbuh  jika aku tak membacanya.  Akar diterbitkan pertama  pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Mereka menolak dicantumkannya lambang OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan yang Maha Esa dalam HINDU sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan selanjutnya.

Sebagai pembuka novel  Akar menceritakan sedikit lanjutan “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh”. Dimana  Gio mendapat kabar bahwa Diva menghilang dalam sebuah ekspedisi sungai di pedalaman Amazon. Dan Gio pun membuat keputusan untuk mencari Diva.

Akar menceritakan sebuah petualangan seorang yang bernama Bodhi.  Saat membuat review  ini aku baru sadar sepertinya akar juga berperan dalam menumbuhkan  virus-virus petualangan di otaku sampai detik ini pun semakin terus berkembang. Bodhi pada awalnya tinggal di wihara dan dibesarkan oleh Guru Liong. Akhirnya nasib menggiringnya untuk berpetualang meningalkan wihara tersebut.

“Jangan takut. Jangan menyerah.
 Hidup ini sebenarnya indah.”

Bodhi merupakan orang bebas. Dia mengikuti aliran air kehidupannya yang berusaha untuk mencari tahu tujuan hidupnya dan mengasah kemampuanya. Bener-bener bikin iri, berbeda dari petir ketika mmbaca Akar diawal cerita akusangat antusias. Dalam akar memang hanya sedikit pengetahuan tetapi justru menurutku saat inilah Akar langsung praktek tanpa teori..

“Life is all about how to control our minds,
and how to make use of our limited knowledge.”

Awal dari penjelajahan Bodhi di awali di Bangkok kemudian ke Laos, kembali lagi ke Bangkok dan akhirnya ke Kamboja dengan petualangan yang makin seru karena Kamboja adalah area konflik para pasukan pemberontak. Dee benar-benar sangat pandai dalam mengambarkan petualangannya keliling Bodi di Asia Tenggara. Dalam petualanganya bodhi melakukan banyak pekerjaan menarik dari tukang tato hingga pemetik daun ganja di Golden Triangle pun dilakukan untuk terus hidup.
Pembaca akan dibawa berpetualangan seperi di dalam film Adventure yang menceritakan tempat-tempat menarik. Dalam sebuah petualangan tentunya Pertemuannya dengan berbagai orang yang baru menjadi kepingan puzzle  bagi kehidupan Bodhi.   Bodhi bertemu dengan orang-orang hebat yang mengubah nasibnya. Ia bertemu dengan para backpacker dari berbagai negara, berjalan dari satu nasib ke nasib yang lain. Hingga bergaul dengan masyarakat anarkis murni, yang memiliki ideologi do it yourself, Punk. 

“Art partly completes what nature cannot bring to a finish.
Art carries out Nature’s unrealized ends.”

Pelajaran hidup akan selalu didapat dimanapun dia berada. Kadangkala seseorang yang ditemui di suatu tempat akan bertemu lagi di tempat lain dengan suasana yang benar-benar ajaib dan berbeda seolah melengkapi nasib diantara keduanya.

“Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan

 sampai sesuatu itu tiba di depan mata.”
Read More - Review SUPERNOVA #2 “Akar”
Read More - Review SUPERNOVA #2 “Akar”

Selasa, 08 Mei 2012

Review SUPERNOVA #2 “PETIR”




Judul buku         : Supernova : Petir
Penulis               : Dewi “DEE” Lestari
Penerbit             : PT. Andal Krida Nusantara (AKOER)
Cetakan             : Pertama  Oktober 2004
Tebal                 : ix+201 halaman






Sesuai dengan janji ku, dalam seminggu ini akan aku review supernova 1-3 aku membacanya ketika SMA, dah 6 tahun yang lalu deh. Aku membaca novel supernova justru secara terbalik tetapi itu justru mengasikan. Dimulai dengan “Petir”, “Akar” dan “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh”.  Supernova adalah virus. Jadi siap-siap ya terjangkit virusnya dan dijamin berkomentar kagum akan karya-karya dee…

Diawali dengan lanjutan supernova #1 dimana tokoh Dimas-Reuben yang keduanya akan berurusan dengan kiriman e-mail Gio yang mengatakan bahwa Gio sedang melakukan pencarian terhadap Diva yang menghilang. Karena membaca tidak berurutan awalnya saya pikir Gio_Diva_Reuben_Dimas hidup di dunia nyata. Tetapi setelah membaca Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh saya sendiri sedikit bingung. Bagaimanakah sebenarnya hubungan keduanya ?

Tokok utama dalam novel ini adalah Elektra (Petir). Dalam novel ini Dee akan membuat kita tertawa dan bertanya-tanya bagaimna kelanjutanya novel ini. Bahkan Dee juga menggabungkan ilmu pengatahuan kedalam novel. Pembaca akan dibawa untuk mempelajari ilmu listrik dan jaringan. Tidak hanya itu para pembaca juga akan dibuat tegang oleh berbagai kejadian misterius. Jika dibandingkan semua seri Supernova, menurutku Petir yang paling komplit (kayak paket Jamu gitu..) mulai humor, pengetahuan sampai misteri.

Masa kecil Elektra bersama kakaknya watti kurang bahagia, karena mereka tidak pernah memiliki mainan baru. Setiap mainan mereka rusak, ayah mereka selalu dapat memperbaikinya. Saat Elektra kecil ia pernah tersetrum listrik dari kabel yang tidak sengaja ia sentuh. Sementara Dedi panggilan akrab ayahnya sudah menjalin ikatan suci dengan listrik. Pernah Elektra menyentuhkan test-pen ke tubuh Dedi dan ajaibnya dapat menyala. Elektra kecil sangat senang menonton kilatan petir dan ia sering menari-nari dibawah hujan saat petir manggelegar. Karena kejadain itu Watti menyuruh Elektra ke Gereja untuk disucikan dan dibebaskan dari pengaruh roh jahat. Dan alhasil usahanya tidak berhasil dan Elektra malah semakin penasaran dengan keanehan dalam dirinya
.
“…kursi itu berguncang hebat pada akhirnya.
Ternyata hidup tidak membiarkan satu orang pun lolos untuk Cuma jadi penonton.
Semua harus mencicipi ombak.” (hal 33)

Sejak Dedi elektra meninggal karena stroke dan kakaknya Watti memutuskan tinggal bersama suaminya di Freeport, Tembagapura. Elektra harus tinggal sendirian di rumah yang besar dan kuno bernama Eleanor. Elektra memiliki kebiasaan malas-malasanan kerjaannya hanya tidur siang jelas tidak siap menghadapi hidupnya yang menuntut untuk mandiri. Sarjananya sudah lama didapat, tapi dia tidak memiliki ketrampilan bekerja.

Beberapa peluang pekerjaan dicobanya. Dari bisnis MLM hingga memenuhi panggilan kerja untuk menjadi asisten dosen di STIGAN (Sekolah Tinggi Ilmu Gain Nasional). Elektra sangat bingung kemudian mendatangi dukun sakti untuk meminta perlindungan  tetapi sang dukun sakti tersebut malah akan melakukan hal seronok padanya, kemudian  Elektra mencegahnya dan memegang pundak sang dukun dan tiba-tiba sang dukun pingsan seperti tersetrum listrik. Dan setelah diselidiki lebih lanjut STIGAN hanyalah mainan orang iseng yang ingin menakuti orang lain. Sumpah saat baca bada bagian ini aku ketawa ngakak…

Namun justru karena surat itulah Elektra akan menemukan gerbang metamorfosis dirinya. Untuk melengkapi syarat-syarat penggilan kerja itu, Elektra membeli perlengkapan klenik di sebuah warung yang memang dikhususkan menjual perlengkapan perdukunan macam itu. Di situlah akhirnya Elektra mengenal sosok Ibu Sati yang merupakan pemilik dari warung tersebut. Ibu Sati dijadikannya sebagai guru spiritual yang nantinya akan menginspirasi bisnis usaha Elektra sekaligus seseorang yang mampu menggali bakat ajaib Elektra yang berhubungan dengan listrik yang ada di tubuhnya.

Percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Membiarkan
 hidup dengan caranya sendiri menggiring kita menuju sebuah jawaban.” (hal 229)

Ibu Sati mengajarkan berbagai hal dan ia juga yang menyarankan Elektra untuk mempunyai komputer sendiri bahkan Ibu sati juga menyarankan Elektra untuk membuka sebuah warnet.Saat Elektra dan  menjalankan niat tersebut akhirnya ia bertemu dengan seorang maniak internet bernama  Toni yang biasa dipanggil Mpret. Mret telah berhasil membuat 12 Virus dan menyadap Internet Banking beberapa Bank. Kesepakatan bisnis terlaksana mereka mulai menyulap Eleanor menjadi Warnet, Rental PS, Distro, Home theater dan tentu saja tak lupa warung nasi goreng yang penjualnya bernama Mas Yono. Sebulan bangunan tersebut selesai selanjutnya mereka mencari nama yang cocok, setelah berdiskusi ahirnya Eleanor menjadi ELEKTRA POP.

“…bahwa akan tiba saatnya orang berhenti menilaimu dari wujud fisik,
melainkan dari apa yang kamu lakukan.” (hal 248)

Tak disangka, pada suatu ketika Elektra terserang penyakit aneh yang apabila ia ingin pergi ke dokter penyakit itu sembuh dan sebaliknya kitika ia mulai duduk di belakang komputernya penyakit itu kambuh lagi. Akhirnya 4 orang temannya, Kewoy, Mpret, Mi’un dan Mas Yono berinisiatif untuk membawanya ke rumah sakit secara diam-diam dan tak disangka-sangka saat mereka sakan membawanya “DAR” mereka terlempar karena listrik dari tubuh Elektra.

Tak ada cara untuk menggambarkannya dengan tepat. Tapi coba bayangkan ada sepuluh ribu ikan piranha yang menyergapmu langsung. Kau tak mungkin berpikir. tak mungkin mengucapkan kalimat perpisahan apalagi membacakan wasiat. Lupakan untuk berpisah dengan manis dan mesra seperti film-film. Listrik membununuhmu dengan sensasi. Begitu dahsaytnya, engkau hanya mampu terkulai lemas. Engkau mati tergoda.”


Akhirnya Ibu Sati datang dan memberi wejangan pada Elektra dan kontan saja suasana Eleanor menjadi ricuh. Lalu Ibu sati membawa Elektra ke ruangan Home Theater yang kosong dan mereka berbicara empat mata. Di situ Ibu Sati memberitahu kalau Elektra memiliki kemampuan yang luar biasa. Maka mulai saat itu Elektra dilatih agar bisa mengendalikan kekuatannya. Setelah ia dapat mengendalikan kekuatannya maka ia mendirikan “Klinik Elektrik” di ruang rental PS-nya. Dan tak disangka orang yang datang untuk berobat banyak. Usaha Elektra menjadi berkembang pesat karena bantuan Mpret. Belakangan Mpret akan menjadi penghubung antara kisah Elektra dengan Bodhi lewat sepupu Mret yang bernama Bong (hubungan Bong dan Bodhi telah diceritakan di supernova#2 Akar).

Read More - Review SUPERNOVA #2 “PETIR”
Read More - Review SUPERNOVA #2 “PETIR”