HUAAAA, maaf ini baru cerita soal Pendakian ke Rinjani. Gunung Rinjani adalah gunung berapi tertinggi ke dua di Indonesia. Dan akhirnya setelah beberapa tahun vakum mendaki gunung, di awal bulan September ini saya bisa menginjakan kaki di Gunung Rinjani. Bener-bener terasa seperti mimpi. bagaimana tidak ? sudah lama sekali saya ingin mendaki gunung Rinjani. Persiapan biaya sampai waktu dah siap hanya patner saja yang belum ada. Banyak sekali yang membuat saya iri seperti iklan rokok tentang petualangan di gunung Rinjani yang setiap hari diputar. FTV ada yang berjudul “Cintaq di Gunung Rinjani” walaupun hanya di lereng kaki Rinjani telah mampu menarik hati untuk dikunjunggi. Dari Sekian gunung yang pernah aku daki, Gunung rinjani untuku menawarkan sebuah keindahan tersendiri sehingga banyak hal yang membuatku ingin kembali kesana. Dengan semua keindahanya rasanya ingin juga bermimpi dilamar atau haneymoon di gunung Rinjani (ayuk yank kesana, semoga saja fajar mau...www.ngarepbgt.com)..hehehe
Kami sepakat bertemu di terminal mandalika. Para adam (mbah, kadir, aam, tyo dan domba) untuk menuju lombok menggunakan jalur darat yaitu dengan bus. Sementara kaum hawa saya dan ema naik pesawat. Ada beberapa jalur utama dan resmi yang sering dugunakan oleh pendaki menuju puncak Gunung Rinjani (3726). Jalur tersebut adalah Jalur Sembalun (terjal+dekat) , Jalur senaru (landai+jauh+segara anak) dan Jalur Torean. Saat itu kami memilih mendaki melalui jalur sembalun dan turun melalui jalur senaru yang merupakan favorit para pendaki.
Mataram – Sembalun Lawang (± 5 jam kendaraan umum)
Pukul 14.00 wib kami berkumpul di stasiun Mandalika. Untuk menuju perijinan sembalun dari kota Mataram (terminal mandalika) kita dapat naik mobil. Dibutuhkan keahlian tawar menawar untuk memperoleh sebuah mobil dan sesampai di sebuah pasar, kami melanjutkan naik bak terbuka ( tarif sudah ditentukan di terminal mandalika). Dari sebuah pasar kita menuju taman nasional Gn. Rinjani dengan jalan beraspal mulus yang berliku-liku Saat itu kebetulan sopir kami sangat ahli, dengan kecepatan tinggi menembus perbukitan TN. Gn Rinjani, sumpah keren abis terasa naik jet cooster. Sepanjang perjalanan kita dapat menikmati keindahan hutan tropis khas Indonesia dan terlihat juga beberapa monyet menyambut kami…hihihi. Selain hutan sesekali puncak Gn Rinjani juga kelihatan yang diselingi dengan perbukitan, tebing, dan jurang.
Sembalun Lawang – Pelawangan Sembalun ( ± 9 Jam Jalan Kaki)
Sebagian waktu pendakian kami buat untuk makan dengan acara memasak yang menghidangkan menu nasi+ikan asin+telur dadar+teh di bawah pohon yang berada di tengah-tengah padang savana. selain itu kami sempatkan tidur siang, sungguh mengesankan !!!(tepatnya ketiduran..hihihi). Sepanjang Perjalanan didominasi oleh padang savana yang panas menyengat, namun sesaat ditiup oleh terpana angin dan disuguhi oleh indahnya pemandangan padang rumput dan hutan yang luas dengan lembah-lembah nan hijau disebelah timur Gunung Rinjani. Alhamdullah, bukit yang melegenda yaitu “Bukit Penyesalan” telah ditutup karena kebakaran hutan..(eh bersyukur krn tidak capek lho, bukan bersyukur karena hutan terbakar) tetapi hal itu juga digantikan beberapa bukit yang cukup melelahkan dengan total 6 bukit yang harus kami daki.Oia untuk air sebaiknya siapkan mulai dari perijinan, karena air bersih baru ada setelah di Pelawangan Sembalun.
Pelawangan Sembalun - Puncak Gunung Rinjani (± 7 Jam Jalan Kaki)
Sesampai pelawangan sembalun kita dapat mendirikan tenda sekaligus tempat untuk meninggalkan barang bawaan kita untuk menuju puncak. Di Pelawangan sembalun juga kami mendirikan tenda dan untuk malam ini menu kami adalah nasi+mie goreng+ sosis+ telur asin + susu jahe + nutri jell ( benar-benar camping mewah sepertinya kali ini) Ketika saat musim pendakian agustus-oktober banyak wisatawan asing yang mengunjungi Gn Rinjani. (ada bule ganti baju seenaknya, bule daki membawa banyak boneka, sampai bule menitihkan air mata berharap ada helicopter…hehehe ada-ada az, klo aku berharap ada flaying fox).
Pendakian ke puncak kami lakukan pada pukul 02 dinihari. Ini dimaksudkan agar pada pagi harinya dapat menikmati matahari terbit (Sunrise). Perjalanan ke puncak kali ini kami melewati pasir dan jalan-jalan sisa air lahar yang sidikit terjal dan berdebu. Pukul 07.00 puncak telah kelihatan dan matahari telah bersinar di balik punggung Puncak Rinjani yang memberikan kehangatan (dalam pendakian ke Gunung Rinjani kali ini memang cuaca tidak terlalu dinggin, bahkan rekor terdingin sampai ada es masih di pegang oleh Semeru ketika aku mendaki di bulan Agustus). Perjalanan ke Puncak semakin sulit karena medan yang terjal dengan bebatuan dan pasir, melangkah 5 langkah akan turun sampai 4 langkah , sungguh berat ..hehehe..(aku terus mengikuti jejak kaki kadir tetapi akhirnya di rusak oleh beberapa bule, dan tertinggal jauh dari kadir). Makasih buat mas dari jogya yang memberi aku minum di atas dan aku lupa namanya (maaf mas). Dari Pucak Gunung Rinjani serta dapat menikmati pemandangan seluruh pulau Lombok. Puncak Rinjani, tunggu aku lagi..aku kan tebus semuanya..ckckckck.. (puncak koq kayak pasar rame baget..pake ngantri lagi). Ketika mendaki menuju puncak hanya sesekali bertemu dengan orang Indonesia, dan sungguh aneh karena kami justru lebih sering bertemu dengan pendaki mancanegara dari seluruh dunia.
Pelawangan Sembalun - Danau Segara Anak (± 3 Jam Jalan Kaki )
Setelah dari puncak kami memilih untuk bercam di Danau segara Anak. Perjalanan menuju Danau segara Anak cukup terjal yang terdiri dari bebatuaan. Sekitar pukul 17.00 kami sampai di segara Anak. Rasa capek dan lelah terbayar kembali oleh indahnya kawah Gn. Rinjani yang disebut danau Segara Anak dengan kedalaman sekitar 230m. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikan mas dan mujair, sehingga sering digunakan untuk memancing. Menurut bapak2 yang kami temui, Mantan Presiden Soehartolah yang menabur benih ikan ke danau dengan sebuah helicopter ( dalam hati..wah si bule kalah neh ma Pak Harto). Di Danau segara anak inilah kami mendirikan tenda. Didaerah perkemahan danau ini juga terdapat sumber air yang dapat dijadikan perbekalan dan terdapat sumber air panas belerang. Sumpah keren banget, habis daki puncak cukup tiga jam perjalanan bisa spa dan terasa pijat refleksi. Banyak juga lho orang yang daki cuma sampai Segara anak, mulai hanya memancing ataupun buat mandi di Segara Anak, bahkan selain menawarkan pemandangan yang indah segara anak bagi beberapa orang juga memberikan sisi spiritual tersendiri karena beberapa orang yang datang mengaku hanya ingin memandikan keris atau barang pusakanya. (bayanganku, segara anak seperti ranu Kumbolo ternyata lebih Indah, dan disini nyesel tidak membawa cukup baju buat berendam..hihihi).
Danau Segara Anak -Senaru Lawang (± 10 Jam Jalan Kaki)
Sekitar pukul 08.00 pagi esok harinya kami pulang menuju pintu senaru dan menjadi target kami, bahwa cukup sehari saja perjalan turun gunung kami. Dari Danau Segara Anak ke Pelawangan Senaru kita melewati jalur bebatuan yang dari kawah harus naik kembali ke atas. Sampai pelawangan seluruh kawah dan Gunung Baru terlihat (dan saat inilah yang berat melihat kebelakang seolah terasa berat untuk pulang..hiks). Dari Pelawangan Senaru menuju Senaru Lawang pemandangan berubah dari bebatuan menjadi berpasir dengan pasir nan gersang dan berdebu. Dan sampai di pos 5 pemandangan sekitar pun akan berubah, sepanjang jalan pendaki dapat menikmati keindahan hutan belantara. Dengan Jenis Hutan sub Tropis/Hutan Hujan sehingga cuaca yang semula kering menjadi basah dan lembab, dengan cuaca seperti inilah sangat rawan akan masuk angin.
Senaru Lawang - Mataram (± 3,5 Jam Kendaraan Umum)
Dari Desa Senaru yang terletak di wilayah Lombok Barat berada di sebelah utara lereng Rinjani. Terdapat juga air terjun yang sangat menarik, yakni air terjun Sendang gile dan Tiu Tilep. Di desa inilah terdapat kantor Rinjani Trek Center yang berada pada ketinggian 601 mdpl dengan para petugas yang ramah sekali (trimakasih pak, buat air panasnya dan mau mencarikan mobil untuk kami semua !!!! maaf tidak sempat ingat nama bapak siapa). Jarak Desa Senaru ke kota Mataram sekitar 80 km. Dari Rinjani Trek Center kami langsung meminta kepada bapak sopir mengantar kami di agen travel bis yang ada di mataram. Pemandangan sepanjang jalan berbeda dari Jalur Sembalun yaitu sepanjang jalan ini kami dapat melihat pemukiman penduduk,pantai-pantai yang indah Angin sepoi yang semilir dapat kami rasakan menghilakan rasa lelah dan penat yang ada di pikiran (tyo,ema, dan am telah tertidur dalam buaian mimpi sepanjang pantai gili trawangan). Tidak hanya itu setelah pantai kembali kami melewati hutan yang disamping kanan berjejer pedagang durian, alhasil 4 buah “durian Lombok” kami nikmati. Benar-benar sebuah Pendakian yang lengkap bukan!!!