Minggu, 15 Januari 2012

SINOPSIS FILOSOFI KOPI



 




Judul: Filosofi Kopi
Penulis: Dewi Lestari (Dee)
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 152 halaman

 




Buku ini sebenarnya sudah saya baca di tahun 2006 lalu ketika saya masih SMA. Dimana saat itu saya benar-benar menyukai karya-karya dewi Lestari dalam Rangkaian “Novel Supernova” dan tadi siang ketika berjalan-jalan saya melihat tumpukan buku Filosofi Kopi dalam tumpukan Best Seller. Oleh karena itu sekali lagi saya membaca buku ini yang sudah lama tersimpan di rak buku yang mulai berdebu. Buku ini  adalah kumpulan cerita dan prosa satu dekade karya dee, rentang 1995 hingga 2005. Judulnya diambil dari salah satu judul tulisan di dalamnya yang menjadi  cerita utama. Selain Filosofi kopi ada beberapa judul lainya seperti :  Salju Turun, Mencari Herman,  Kunci Hati, Selagi Kau Lelap, Jembatan Zaman, Kuda Liar, Diam, Cuaca, Lilin Merah, Spasi, dan Rico de Coro,.

Menurut saya sendiri  alur  cerita pendek buku ini tidak begitu bagus jika dibandingkan dengan novel supernova karena ceritanya yang terlalu singkat. Dan sebenarnya saya  tidak begitu mengerti akan keindahan suatu prosa tetapi buku ini mampu menyiratkan kata-kata indah dengan syarat makna yang ketika direnungkan semua akan menjadi pelajaran hidup seperti halnya   Filosofi Kopi. Cerita Filosofi Kopi memiliki makna bahwasanya seorang manusia yang terlalu haus akan pengakuan dan ambisi suatu saat akan tersadarkan bahwa apa yang dicapai tidaklah membahagiakan.

Filosofi kopi

Cerita Filosofi kopi diawali dari Ben (sebagai tokoh utama), sebagai peracik kopi ia mencari cita rasa kopi yang sempurna. Bersama  Jody temanya ia berusaha meramu kopi yang mana kopi bukanlah sekedar minuman tapi kopi akan memiliki arti yang dalam. Dia berkeliling dunia demi mendapatkan kopi-kopi terbaik dari seluruh negeri serta berkonsultasi dengan para ahli peracik kopi. Ben termasuk salah satu peramu kopi handal. Dia membuka kedai kopi dengan nama Kedai Koffie. Tidak sampai di sini keinginan ben dia terus menciptakan menu-menu kopi yang menarik dengan merenungkan setiap makana dari kopi itu. Ben menarik arti, membuat analogi, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap jenis ramuan kopi. Baginya, setiap kopi punya karakter masing-masing. Mulai dari cafe latte, cappucino, hingga kopi tubruk. Lalu dia mengganti nama kedainya menjadi Filosofi Kopi yang memiliki slogannya “Temukan Diri Anda di Sini”, karena semua racikannya mempunyai arti arti.

Suatu hari ada seorang pengusaha kaya mencari kopi yang punya arti kesuksesan dimana kesuksesan merupakan wujud kesempurnaan hidup. Berhubung kopi tersebut tidak ada, maka lelaki itu menantang Ben untuk membuatnya, dengan bayaran 50 juta, apabila Ben berhasil menemukan racikan sesuai dengan arti tersebut. Berminggu-minggu Ben melakukan uji coba. Kedainya berubah menjadi laboratorium. Ben berhasil menemukan racikannya. Kopi tersebut berhasil memenangkan taruhannya. Sang pengusaha terkagum-kagum sembari memberikan cek senilai 50 juta. Kopi tersebut dinamakan Ben's Perfecto; sukses adalah wujud kesempurnaan hidup. Sejak Ben's Perfecto hadir kedai  kopi menjadi sangat ramai dan keuntungan berlipat ganda.


Hingga suatu saat datanglah seorang yang mencicipi  Ben's Perfecto dan  pengunjung baru itu merasa  masih ada kopi yang lebih enak dari pada Ben's Perfecto. Untuk membuktikan hal itu akhirnya ben pergi ke puncak merapi dan disana ia menemukan sebuah warung kopi sederhana  dengan nama kopi "Tiwus" . Ketika ben menikmati kopi tersebut memiliki cita rasa yang lebih nikmat dari kopi buatanya selama ini. Ben sadar  dengan apa yang selama ini dia lakukan ternyata tidaklah membangakan dimana semakin kita mengejar kesempurnaan justru ketidaksempurnaan yang kita dapat. Akhirnya ben menyerahkan cek 50 juta yang dia dapat kepada penjual kopi di warung itu, berhubung penjual kopi seorang orang desa ketika diberi cek ia  hanya menyimpanya di bawah bantal saja karena diangapnya bukan uang tapi hanya sebuah kertas.

Spasi

Selain filosofi kopi dalam buku ini ada cerita dengan judul spasi yang menjadi metafora dari sebuah jarak dan saya suka sekali akan hal itu yaitu Menurut Dee “seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu”. 

Lilin Merah

Adakalanya kesendirian menjadi hadiah ulang tahun yang terbaik. Keheningan menghadirkan pemikiran yang bergerak ke dalam, menembus rahasia terciptanya waktu. Lilin merah berdiri megah di atas glazur, kilau apinya menerangi usia yang baru berganti. Namun, seusai disembur napas, lilin tersungkur mati di dasar tempat sampah. Hangat nyalanya sebatas sumbu dan usailah sudah. Sederet doa tanpa api menghangatkanmu di setiap kue hari, kalori bagi kekuatan hati yang tak habis dicerna usus. Lilin tanpa sumbu menyala dalam jiwa, menerangi jalan setapakmu ketika dunia terlelap dalam gelap. Berbahagialah, sesungguhnya engkau mampu berulang tahun setiap hari.

Rico De Coro

Rico de Coro merupakan nama  dari seekor kecoak. Dee dengan detail mampu mengambarkan asal mula kecoak yang dilahirkan di sebuah laci sampai ahir hidupnya yang mati demi melindungi seorang manusia dari mutan kecoak hutan. dari semua cerita pendek yang ada di buku ini Rico De Coro yang paling lucu dan unik. penasaran kan ? ayuk baca...

Untuk cerita pendek lainya kalian dapat membacanya sendiri..SELAMAT MEMBACA !!!

4 komentar: