Jumat, 18 Mei 2012

Review SUPERNOVA #2 “Akar”


Sesuai dengan janji ku di Revie Supernova #4 Partikel sebelumnya akan aku review supernova 1-3 aku membacanya ketika SMA, jadi sudah 6 tahun yang lalu deh. Aku membaca novel supernova justru secara terbalik tetapi itu justru mengasikan. Dimulai dengan “Petir#1”, “Akar#2” dan “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh#3”.  Supernova adalah virus. Jadi siap-siap ya terjangkit virusnya dan dijamin berkomentar kagum akan karya-karya dee…

Saat itu selama 2 hari berturut-turut "akar" menemani hariku. Mau tidurpun aku selalu teringat akar karena terasa akar akan berlari meninggalkanku, padahal akar tidak akan tumbuh  jika aku tak membacanya.  Akar diterbitkan pertama  pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Mereka menolak dicantumkannya lambang OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan yang Maha Esa dalam HINDU sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan selanjutnya.

Sebagai pembuka novel  Akar menceritakan sedikit lanjutan “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh”. Dimana  Gio mendapat kabar bahwa Diva menghilang dalam sebuah ekspedisi sungai di pedalaman Amazon. Dan Gio pun membuat keputusan untuk mencari Diva.

Akar menceritakan sebuah petualangan seorang yang bernama Bodhi.  Saat membuat review  ini aku baru sadar sepertinya akar juga berperan dalam menumbuhkan  virus-virus petualangan di otaku sampai detik ini pun semakin terus berkembang. Bodhi pada awalnya tinggal di wihara dan dibesarkan oleh Guru Liong. Akhirnya nasib menggiringnya untuk berpetualang meningalkan wihara tersebut.

“Jangan takut. Jangan menyerah.
 Hidup ini sebenarnya indah.”

Bodhi merupakan orang bebas. Dia mengikuti aliran air kehidupannya yang berusaha untuk mencari tahu tujuan hidupnya dan mengasah kemampuanya. Bener-bener bikin iri, berbeda dari petir ketika mmbaca Akar diawal cerita akusangat antusias. Dalam akar memang hanya sedikit pengetahuan tetapi justru menurutku saat inilah Akar langsung praktek tanpa teori..

“Life is all about how to control our minds,
and how to make use of our limited knowledge.”

Awal dari penjelajahan Bodhi di awali di Bangkok kemudian ke Laos, kembali lagi ke Bangkok dan akhirnya ke Kamboja dengan petualangan yang makin seru karena Kamboja adalah area konflik para pasukan pemberontak. Dee benar-benar sangat pandai dalam mengambarkan petualangannya keliling Bodi di Asia Tenggara. Dalam petualanganya bodhi melakukan banyak pekerjaan menarik dari tukang tato hingga pemetik daun ganja di Golden Triangle pun dilakukan untuk terus hidup.
Pembaca akan dibawa berpetualangan seperi di dalam film Adventure yang menceritakan tempat-tempat menarik. Dalam sebuah petualangan tentunya Pertemuannya dengan berbagai orang yang baru menjadi kepingan puzzle  bagi kehidupan Bodhi.   Bodhi bertemu dengan orang-orang hebat yang mengubah nasibnya. Ia bertemu dengan para backpacker dari berbagai negara, berjalan dari satu nasib ke nasib yang lain. Hingga bergaul dengan masyarakat anarkis murni, yang memiliki ideologi do it yourself, Punk. 

“Art partly completes what nature cannot bring to a finish.
Art carries out Nature’s unrealized ends.”

Pelajaran hidup akan selalu didapat dimanapun dia berada. Kadangkala seseorang yang ditemui di suatu tempat akan bertemu lagi di tempat lain dengan suasana yang benar-benar ajaib dan berbeda seolah melengkapi nasib diantara keduanya.

“Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan

 sampai sesuatu itu tiba di depan mata.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar