Judul buku : Supernova : Petir
Penulis : Dewi “DEE” Lestari
Penerbit : PT. Andal Krida Nusantara (AKOER)
Cetakan : Pertama Oktober 2004
Tebal : ix+201 halaman
Sesuai dengan janji ku, dalam seminggu ini akan aku review supernova 1-3 aku membacanya ketika SMA, dah 6 tahun yang lalu deh. Aku membaca novel supernova justru secara terbalik tetapi itu justru mengasikan. Dimulai dengan “Petir”, “Akar” dan “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh”. Supernova adalah virus. Jadi siap-siap ya terjangkit virusnya dan dijamin berkomentar kagum akan karya-karya dee…
Diawali dengan lanjutan supernova #1 dimana tokoh Dimas-Reuben yang keduanya akan berurusan dengan kiriman e-mail Gio yang mengatakan bahwa Gio sedang melakukan pencarian terhadap Diva yang menghilang. Karena membaca tidak berurutan awalnya saya pikir Gio_Diva_Reuben_Dimas hidup di dunia nyata. Tetapi setelah membaca Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh saya sendiri sedikit bingung. Bagaimanakah sebenarnya hubungan keduanya ?
Tokok utama dalam novel ini adalah Elektra (Petir). Dalam novel ini Dee akan membuat kita tertawa dan bertanya-tanya bagaimna kelanjutanya novel ini. Bahkan Dee juga menggabungkan ilmu pengatahuan kedalam novel. Pembaca akan dibawa untuk mempelajari ilmu listrik dan jaringan. Tidak hanya itu para pembaca juga akan dibuat tegang oleh berbagai kejadian misterius. Jika dibandingkan semua seri Supernova, menurutku Petir yang paling komplit (kayak paket Jamu gitu..) mulai humor, pengetahuan sampai misteri.
Masa kecil Elektra bersama kakaknya watti kurang bahagia, karena mereka tidak pernah memiliki mainan baru. Setiap mainan mereka rusak, ayah mereka selalu dapat memperbaikinya. Saat Elektra kecil ia pernah tersetrum listrik dari kabel yang tidak sengaja ia sentuh. Sementara Dedi panggilan akrab ayahnya sudah menjalin ikatan suci dengan listrik. Pernah Elektra menyentuhkan test-pen ke tubuh Dedi dan ajaibnya dapat menyala. Elektra kecil sangat senang menonton kilatan petir dan ia sering menari-nari dibawah hujan saat petir manggelegar. Karena kejadain itu Watti menyuruh Elektra ke Gereja untuk disucikan dan dibebaskan dari pengaruh roh jahat. Dan alhasil usahanya tidak berhasil dan Elektra malah semakin penasaran dengan keanehan dalam dirinya
.
.
“…kursi itu berguncang hebat pada akhirnya.
Ternyata hidup tidak membiarkan satu orang pun lolos untuk Cuma jadi penonton.
Semua harus mencicipi ombak.” (hal 33)
Sejak Dedi elektra meninggal karena stroke dan kakaknya Watti memutuskan tinggal bersama suaminya di Freeport, Tembagapura. Elektra harus tinggal sendirian di rumah yang besar dan kuno bernama Eleanor. Elektra memiliki kebiasaan malas-malasanan kerjaannya hanya tidur siang jelas tidak siap menghadapi hidupnya yang menuntut untuk mandiri. Sarjananya sudah lama didapat, tapi dia tidak memiliki ketrampilan bekerja.
Beberapa peluang pekerjaan dicobanya. Dari bisnis MLM hingga memenuhi panggilan kerja untuk menjadi asisten dosen di STIGAN (Sekolah Tinggi Ilmu Gain Nasional). Elektra sangat bingung kemudian mendatangi dukun sakti untuk meminta perlindungan tetapi sang dukun sakti tersebut malah akan melakukan hal seronok padanya, kemudian Elektra mencegahnya dan memegang pundak sang dukun dan tiba-tiba sang dukun pingsan seperti tersetrum listrik. Dan setelah diselidiki lebih lanjut STIGAN hanyalah mainan orang iseng yang ingin menakuti orang lain. Sumpah saat baca bada bagian ini aku ketawa ngakak…
Namun justru karena surat itulah Elektra akan menemukan gerbang metamorfosis dirinya. Untuk melengkapi syarat-syarat penggilan kerja itu, Elektra membeli perlengkapan klenik di sebuah warung yang memang dikhususkan menjual perlengkapan perdukunan macam itu. Di situlah akhirnya Elektra mengenal sosok Ibu Sati yang merupakan pemilik dari warung tersebut. Ibu Sati dijadikannya sebagai guru spiritual yang nantinya akan menginspirasi bisnis usaha Elektra sekaligus seseorang yang mampu menggali bakat ajaib Elektra yang berhubungan dengan listrik yang ada di tubuhnya.
“Percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Membiarkan
hidup dengan caranya sendiri menggiring kita menuju sebuah jawaban.” (hal 229)
Ibu Sati mengajarkan berbagai hal dan ia juga yang menyarankan Elektra untuk mempunyai komputer sendiri bahkan Ibu sati juga menyarankan Elektra untuk membuka sebuah warnet.Saat Elektra dan menjalankan niat tersebut akhirnya ia bertemu dengan seorang maniak internet bernama Toni yang biasa dipanggil Mpret. Mret telah berhasil membuat 12 Virus dan menyadap Internet Banking beberapa Bank. Kesepakatan bisnis terlaksana mereka mulai menyulap Eleanor menjadi Warnet, Rental PS, Distro, Home theater dan tentu saja tak lupa warung nasi goreng yang penjualnya bernama Mas Yono. Sebulan bangunan tersebut selesai selanjutnya mereka mencari nama yang cocok, setelah berdiskusi ahirnya Eleanor menjadi ELEKTRA POP.
“…bahwa akan tiba saatnya orang berhenti menilaimu dari wujud fisik,
melainkan dari apa yang kamu lakukan.” (hal 248)
Tak disangka, pada suatu ketika Elektra terserang penyakit aneh yang apabila ia ingin pergi ke dokter penyakit itu sembuh dan sebaliknya kitika ia mulai duduk di belakang komputernya penyakit itu kambuh lagi. Akhirnya 4 orang temannya, Kewoy, Mpret, Mi’un dan Mas Yono berinisiatif untuk membawanya ke rumah sakit secara diam-diam dan tak disangka-sangka saat mereka sakan membawanya “DAR” mereka terlempar karena listrik dari tubuh Elektra.
“Tak ada cara untuk menggambarkannya dengan tepat. Tapi coba bayangkan ada sepuluh ribu ikan piranha yang menyergapmu langsung. Kau tak mungkin berpikir. tak mungkin mengucapkan kalimat perpisahan apalagi membacakan wasiat. Lupakan untuk berpisah dengan manis dan mesra seperti film-film. Listrik membununuhmu dengan sensasi. Begitu dahsaytnya, engkau hanya mampu terkulai lemas. Engkau mati tergoda.”
Akhirnya Ibu Sati datang dan memberi wejangan pada Elektra dan kontan saja suasana Eleanor menjadi ricuh. Lalu Ibu sati membawa Elektra ke ruangan Home Theater yang kosong dan mereka berbicara empat mata. Di situ Ibu Sati memberitahu kalau Elektra memiliki kemampuan yang luar biasa. Maka mulai saat itu Elektra dilatih agar bisa mengendalikan kekuatannya. Setelah ia dapat mengendalikan kekuatannya maka ia mendirikan “Klinik Elektrik” di ruang rental PS-nya. Dan tak disangka orang yang datang untuk berobat banyak. Usaha Elektra menjadi berkembang pesat karena bantuan Mpret. Belakangan Mpret akan menjadi penghubung antara kisah Elektra dengan Bodhi lewat sepupu Mret yang bernama Bong (hubungan Bong dan Bodhi telah diceritakan di supernova#2 Akar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar