Minggu, 16 Januari 2011

SINOPSIS “Selasa Bersama Morrie”



Judul : Tuesdays with Morrie
Penulis : Kaver Mitch Albom
Penerjemah : Alex Tri
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan ke6, Oktober 2009
Tebal : 207 Halaman




Sinopsis Buku:
Bagi kita mungkin ia sosok orangtua, guru, atau teman sejawat. Seseorang yang lebih berumur, sabar, dan arif, yang memahami kita sebagai orang mudapenuh gelora, yang membantu kita memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberitahu kita cara terbaik untuk mengarunginya. Bagi Mitch Albom, orang itu adalah Morrie Schwartz, seorang mahaguru yangpernah menjadi dosennya hampir dua puluh tahun yang lampau.
Barangkali, seperti Mitch, kita kehilangan kontak dengan sang guru sejalan dengan berlalunya waktu, banyaknya kesibukan, dan semakin dinginnya hubungan sesama manusia. Tidakkah kita ingin bertemu dengannya lagi untuk mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan besar yang masih menghantui kita, dan menimba kearifan guna menghadapi hari-hari sibuk kita dengan cara seperti ketika kita masih muda?
Bagi Mitch Albom, kesempatan kedua itu ada karena suatu keajaiban telah mempertemukannya kembali dengan Morrie pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Keakraban yang segera hidup kembali di antara guru dan murid itu sekaligus menjadi sebuah "kuliah" akhir: kuliah tentang cara menjalani hidup. Selasa Bersama Morrie menghadirkan sebuah laporan rinci luar biasa seputar kebersamaan mereka.


selasa yang diceritakan setiap minggu berbeda-beda malai selasa di minggu...

ke-1 Tentang Dunia. Bahwa yang paling penting dalam hidup adalah belajar cara memberikan cinta kita, dan membiarkan cinta itu datang. Seperti kata bijak seorang Levinas: “Cinta adalah satu-satunya perbuatan yang rasional”.

ke-2 Tentang Mengasihani Diri Sendiri. Kadang kita harus membiarkan diri kita menangisi diri sendiri. Tapi hanya sedikit saja, kemudian menghadapi hidup dengan tegar.

ke-3 Tentang Penyesalan Diri. Kita selalu terdorong untuk memikirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan diri sendiri. Jika itu tetap terjadi, maka kita tidak akan terbiasa berdiam diri sejenak untuk merenungkan hidup. Dan betapa kita butuh seorang Guru dalam hidup untuk mengarahkan kita berani mengatakan “Tidak” atau “Kerjakan saja”.

ke-4 Tentang Kematian. Kita ingin tahu bagaimana kita akan mati, dan itu adalah hal yang sama dengan belajar tentang bagaimana kita harus hidup. Kalau kita percaya tentang kematian, kita akan mengerjakan segala sesuatu dengan cara berbeda.

ke-5 Tentang Keluarga. Sesungguhnya tidak ada landasan hidup yang kokoh selain keluarga, yang memungkinkan manusia bisa bertahan dalam hidup. Tidak harta, kemasyuran ataupun pekerjaan. Karena kehidupan tanpa cinta, dukungan, kasih sayang, dan perhatian, akan menjadikan hidup seperti tidak memiliki arti. Seperti kata penyair besar Auden: “saling mencintai, atau punah dari muka bumi”.

ke-6 Tentang Emosi. Belajar mematikan perasaan dari semua pengalaman. Seperti ajaran Buddhisme: ‘jangan mengikatkan diri pada kebendaan, karena segala sesuatu tidak kekal’. Maka dengan membiarkan diri mengalami emosi-emosi (rasa cinta; rasa sedih; rasa sakit; rasa takut,dll) secara penuh, maka kita bisa mematikan rasa secara penuh untuk lebih memahami emosi-emosi tersebut.

ke-7 Tentang Takut Menjadi Tua. Kenapa kita harus takut menjadi tua? Padahal, semakin bertambah usia kita semakin banyak yang kita pelajari. Menjadi tua bukan hanya berarti ‘akan mati’, tetapi juga pertumbuhan yang membuat kita ‘mengerti’ sebuah kenyataan bahwa kita akan menjadi tua lalu mati dan karena itu kita berusaha untuk hidup dengan cara yang lebih baik.

ke-8 Tentang Uang. Kebanyakan orang begitu terbius dengan perspektif bahwa dengan kekuasaan dan uang yang banyak, maka hidup akan bahagia. Pada dasarnya, orang dengan perspektif begitu mendambakan kasih sayang, namun karena tidak mendapatkannya, mereka mencari ganti dalam bentuk yang lain. Ingin punya banyak uang dan kekuasaan. Padahal, kita tidak dapat menukar cinta, kasih sayang ataupun rasa persahabatan dengan harta juga kekuasaan. Ketika nanti kamu sakit sekarat hampir mati, kasih sayang dari orang-orang terdekatlah yang kamu butuhkan, bukan uang, seberapapun banyaknnya.

ke-9 Tentang Cinta yang Tak Padam.
Buatlah semua orang di sekitarmu untuk mencintai dan menyayangimu dengan kenangan atau cerita indah yang telah kamu buat kepada mereka. Dan nanti ketika kamu mati, mereka akan terus mengenangmu kapan dan dimanapun.


ke-10 Tentang Perkawinan. Hal yang sangat penting dari nilai sebuah perkawinan adalah “Keyakinan tentang pentingnya perkawinan kita”. Perkawinan menjadi hal yang sangat penting, karena telah menjadi ‘bagian’ dalam hidup yang harus kita jalani. Banyak hal penting dalam hidup yang kita dapatkan dari sebuah perkawinan seperti menghargai; kejujuran; kesetiaan; dan dukungan pada setiap rumah tangga.


ke-11 Tentang Budaya. Tidak ada yang salah dengan budaya. Hanya, ketika kita ingin bergabung di sebuah golongan yang berbeda kita akan merasa risih atau mungkin juga angkuh dengan budaya yang kita punya. Padahal pada dasarnya kita semua sama, dan banyak diantara kita yang tidak percaya itu. Seandainya kita bisa melihat kesamaan itu, maka kita akan sadar bahwa kita mempunyai sebuah keluarga besar umat manusiia di seluruh dunia, dan akan sayang kepada keluarga itu seperti kita sayang kepada keluarga sendiri. Maka tak aka nada lagi perpecahan dan peperangan.


ke-12. Tentang Maaf. Maafkan dirimu sebelum kamu mati. Baru kemudian memaafkan orang lain. Untuk semua yang telah kita kerjakan, untuk semua yang tidak kita kerjakan, ataupun untuk semua yang seharusnya telah kita kerjakan.


ke-13 Tentang Hari yang Paling Baik. Kematian mengakhiri hidup, tapi tidak mengakhiri suatu hubungan. Kita akan terus hidup dalam hati siapapun yang pernah kita sentuh dengan kasih sayang. Jadikanlah setiap hari memberi kasih sayang, dan itulah hari-hari yang paling baik dalam hidup kita.


ke-14. Kami Saling Mengucapkan Kata Perpisahan. Mitch Albom memegang tangan sang Profesor dengan lembut, lalu memeluknya erat. Bagi mereka, itulah cara mengucapkan kata perpisahan.

1 komentar: