Suara ringtone “ Jilian-WT” tiba-tiba berdering memecahkan kesunyian. Segera novel “Perahu Kertas-Dee” di akhiri , yang lebih tergoda untuk membuka sebuah sms. Kira-kira sms dari siapa yaa ?. Sebuah nama yang tak terduga….Pak Atang.
“mbak apa kabar ? Sekarang tidak pernah berpergian lagi ? 3 bulan lagi saya pensiun “.
Ahhhh, oh .. langsung saja sebuah ingatan lampau terputar kembali.
Di awali dari hari kecepit nasinal (ntah hari apa aku lupa) di tahun 2007. Di hari jumat malam edo, cen, apil (teman edo) main ke rumah saya . Untuk mengisi waktu libur besok kami berencana pergi jalan-jalan ke jogyakarta. Dan secara kebetulan apil ingin membeli perlengkapan sablon, karena menurut sumber yang ia peroleh perlengkapan percetakan lebih murah.
Keesokan harinya dari stasiun kota blitar pukul 5 pagi kami menuju kota kediri yang dilanjutkan ke kota Yogyakarta tepatnya di stasiun lempuyang (Huzz, ada rahasia kali ini aku ijin tidur di kos kota malang dengan alasan senin ada ujian, tapi bener lho ada ujian…hehehe dan kenyataan justru mbolang). Gimana tidak ? klo ijin ngemper di jogya bisa-bisa tidak dapat ijin. Sesampai di jogya kami langsung berjalan-jalan mencari perlengkapan sablon. Tidak terasa waktu menunjukan pukul 9 malam dan cacing-cacing di perut kami sudah berteriak-teriak minta di beri makan. Ya nasi kucinglah yang menjadi pilihan dan di sebelah lapak itu juga kami beristtirahat. Ternyata begini ini ya rasanya ngemper (jangan heran kawan, buat aku saat itu adalah pengalaman pertama, pertama kalinya tidur diluar seorang cewek rumahan pergi dengan 3 pria dan bermalam di depan ruko). Hanya jaket yang mampu melindungi tubuh dari nyamuk-nyamuk dan ransel di meja menjadi sandaran. Jam 2 dini hari terpaksa kami harus berpindah tempat karena para penjual makanan di sekitar situ mulai berbenah. Ya saat itu kami berjalan-jalan saja untuk menunggu pagi menjelang.
Saat pagi datang kami langsung mencari toilet umum untuk mandi dan makanan untuk sarapan . Dan jam 10 pagi kami menuju ke stasiun untuk membeli tiket untuk pulang tetapi sesampai di stasiun kami telah tertinggal kreta pagi dan tidak ada kereta menuju jawa timur di siang hari, jadwal kreta baru ada jam 5 sore nanti..(wah lama bgt, gerutuku dalam hati). Kami hanya dapat berjalan-jalan untuk membunuh waktu waktu.
Tidak beberapa lama Edo berpisah dari kami, otomatislah kami panic dan mencarinya (maklum kawan saat itu hp blm menjamur & na’asnya edo blm punya hp..hehehe). Setelah 1 jam mencari barulah ketemu, ternyata dia tidur di subuah lokomotif barang. Kamipun ikut-ikut tidur di situ, tapi tidak beberapa lama kemudian kami diusir oleh seorang petugas.
“emang ini kreta mau ke mana pak ?“ tanya saya
“Mau ke cepu mbak terus ke Surabaya”
Dan si cen mengusulkan untuk bareng dengan kreta,..sepertinya semua setuju.
“nia, tanya ke bapaknya bisa bareng gak ? “ perintah cen
“Lho kenapa mesti aku kan km bicara sendiri juga bisa !” bantah ku
“Yiyalah klo cewek, pasti dibolehin” sanggah cen
“Bener tu, kemarin buat merayu ibu pemilik warung agar kita dapat numpang tidur dan makan adalah cen sekarang kamu “ dukung edo
(bukan apa2 kawan, sebenarnya seh mau-mau az tapi mereka tu selalu gitu.. sebut2 soal gender gt…kesanya kan jadi si bapak digoda ma cewek baru mau nolongin kita, padahal baik si bapak masinis dan ibu di warung baik bukan soal cen laki2 yang meminta ijin..dasar !!!!)
“Bapak, kami boleh bareng tidak sampai Surabaya ?” tanyaku pada akhirnya.
“Oh boleh mbak, bapak tambah seneng ada temanya, skalian jaga lokomotif belakang ini ya..”
Hoheeee…Bapak masinis itulah kawan, yang bernama Pak Atang. Dia adalah seorang masinis lokomotif barang dan minyak. Lokomotif yang kami tumpangi tidah beratap dan besi-besi yang ada juga sudah berkarat. Bayangan saya di awal paling lebih asyik naik truk terbuka dari pada lokomotif karena jalan yang lurus berbeda kan sama truk yang belak-belok. Ohhh.. ternyata saya salah. Justru jalanan yang lurus dan hanya kereta yang lewat bahkan orang di jalan raya yang melintas di paksa berhenti jika tidak mau terlindas membuat Pak Atang melaju dengan kecepatan tinggi (setelah berhenti ak sempat Tanya ke pak atang, berapa kecepatanya, lebih dr 150km/jam). Muka saya terasa tertarik-tarik kawan.Kreta hanya mengurangi kecepatan jika melewati stasiun dan tidak berhenti. Panas yang terik, sungguh menyengat tetapi angin kencang yang berhembus membuat hati tenang.
Sepanjang perjalanan kami melewati banyak persawahan, pemandanganya relative biasa saja, slain itu bagaimana kami mau menikmati pemandangan jika lokomotif bergerak sangat cepat. Sesampai di cepu penampilan kami smua menjadi lusuh karena angin.(oia kawan , di cepu ini juga kami mendapat nasi bungkus..mungkin bayangan para petugas , kami anak terlantar..hehehe tak apalah rejeki2 dilarang di tolak)
Kebaikan Pak Atang gak Cuma ini kawan, sampai di stasiun Surabaya dia menawarkan pada aku untuk naik mobil barang milik kawanya (beliau bernama Pak Ali dan sama baiknya seperti Pak Atang) karena sudah malam tentu saja saya tidak menolak (Pucuk dicinta ulampun tiba..), walapun awalnya ketiga sahabat saya melarang karena saya seorang cwek kalau dibawa kemna gitu gmn tetapi saya berfikir pak atang az baik koq (mereka bertiga ternyata perhatian juga ya..). Akhirnya sampai malang dan di antar di depan gang kos-kosan..
Sedangkan edo,cen,dan apil terpaksa mereka naik kreta menuju Blitar keesokan harinya…
Dan sejak saat itu ketika jadwal Pak Atang sama dengan Jadwal kami pergi selalu kami “ajimumpung” yaitu kalau ada kesempatan ya dimanfaatkan az (sapa sich yang nolak gratisan….hehehe). Saat itulah awal dari segalanya yang kemudian menjadi awal pendakian puncak-puncak gunung di jawa tengah.
Kali ini ak jadi bingung mau bales apa kawan, sms pak Atang, setiap hari raya kami mang selalu ber sms dan mengucapkan Idul Fitri. Beliau juga selalu menawarkan untuk pergi denganya bersama naik lokomotif lagi. Sungguh pengalaman yang menyenangkan.
Kali ini ak jadi bingung mau bales apa kawan, sms pak Atang, setiap hari raya kami mang selalu ber sms dan mengucapkan Idul Fitri. Beliau juga selalu menawarkan untuk pergi denganya bersama naik lokomotif lagi. Sungguh pengalaman yang menyenangkan.
Terimakasih Pak Atang.
jiah !! q koq g' diajak yg pas ini ?
BalasHapus