Baru hari minggu kemarin saya bersama seno dan fandi ke pulau sempu dan hari selasa kemarin saya besama keluarga besar dipak pergi ke cangar. Mereka adalah adi, alawi, ace, bayu, cesy, deva, deby, dedy, evi, hanung, riza, sofi dan yuda. Cangar merupakan wisata air panas yang terletak di kota Batu. Cangar sendiri merupakan sebuah nama sebuah dusun sekaligus pemandian air panas yang terletak di kelurahan Tulungrejo, kecamatan Bumiaji, kota Batu. Cangar terletak di dalam kawasan Taman Hutan Raya R. Soeryo. Cangar merupakan jalan tembus menuju Kabupaten/Kota Mojokerto melalui Pacet, dengan ketinggian diatas 1000m dpl.
Pukul 8 pagi hari kami berkumpul di kontrakan bayu dan baru pukul Sembilan kami menuju ke cangar. Ketika memasuki daerah Tulung rejo jalanan menuju cangar mulai berkelok kelok dan beberapa ada yang memiliki kemiringan hampir 90 derajat dengan lebar jalan hanya sekitar 4 meter sehingga kami harus berhati-hati agar tidak terserenpet dengan kendaraan lain yang berlawanan arah (yap, seperti alawi dan riza yang terjatuh karena berpapasan dengan mobil..hiks). Tetapi sepanjang jalan ini mata kami semua benar-benar dimanjakan oleh pemandangan yang menawan yaitu jurang dan pegunungan yang ditanami oleh berbagai macam sayur-mayur dan buah-buahan terutama apel (ini neh buah khas kota batu yaitu apel batu).
Sampai ke Taman Hutan Raya R. Soeryo tepatnya di depan papan nama Taman ini kami tak lupa nampang dulu alias narzis (pokoknya klo ma dipak selalu saja foto deh). Jika kita masuk dari pintu masuk utama Taman Hutan Raya R. Soeryo di mana sebelum sampai pada lokasi pemandian kita akan menemukan sebuah jalan “jogging track” yang panjangnya sekitar 1,2 km dan saat itu kami memilih untuk melewati jogging track, walaupun saya sudah 3 kali ke cangar baru kali ini saya melakukan penjelajahan dalam kawasan Taman Hutan Raya R. Soeryo. Pada awal perjalanan kami, kami melalui anak tangga yang lumayan tinggi dan licin, sayangnya beberapa tangga mengalami kerusakan sehingga kami harus berhati-hati. Yang disusul pemandangan yang benar-benar menyejukan pernafasan kami, menyegarkan mata dan memanjakan telinga, mulai hijaunya pepohonan sampai suara jangrik dan burung-burung yang menambahkan keelokan hutan ini. Bagi kami perjalanan kali ini lebih untuk mengikat keakraban kami salami ini ( buat saya sendiri anak-anak dipak sudah seperti keluarga besar yang sama-sama merantau untuk mencapai cita-cita masing-masing). Setelah sekitar 1,5 jam kami berjalan kami bertemu dengan sebuah Gua Jepang (kembali foto-foto..hehehe).
Setelah capek berjalan kaki dengan medan cukup melelahkan, kami memutuskan untuk merendam diri dengan kehangatan air canggar. Sumber mata air panas cangar sendiri berasal dari Gunung welirang, sebuah gunung yang menghasilkan belerang dan dari cangar juga kita dapat melihat puncak Gunung Welirang yang terus mengeluarkan asap. Saya, Evi dan Deby awalnya lebih memilih kolam yang khusus untuk perempuan (seperti kolam pribadi saja karena hanya kami bertiga saat itu) dan baru beberapa lama kami memilih bergabung dengan para lelaki yang berada di kolam utama dengan kepanasan air yang cukup tinggi. Di Canggar sendiri memiliki 4 kolam yaitu 2 kolam dengan tipe batuan sehingga tampak alami, 1 kolam khusus wanita dan 1 buah kolam renang besar (kolam renang ini juga merupakan air panas walaupun lebih dingin dibandingkan dengan kolam yang lain). Untuk fasilitas yang ada di Canggar cukup lengkap, bahkan kamar mandi yang ada juga dialiri oleh air hangat dengan harga tiket yang sangat terjangkau.
Saat waktu telah menunjukan pukul setengah 1 siang mulai hujan dan hujan tak mengurungkan niat kami untuk terus merendam diri di kehangatan. Bagi para pecinta “tape ketan” di canggar juga selalu ada yang menjualnya. Oleh karena itu selain menghangatkan kulit kami dengan air panas, kami juga menghangatkan tenggorokan dengan “bathek” (air hasil fregmentasi tape ketan). Baru pukul 2 siang hujan mulai reda dan kami mengakhiri acara rendam berendam. Setelah selesai berganti baju, kami harus disibukan oleh insiden mencari sebuah sandal yaitu sandal eiger milik yudha hilang dicuri orang (nah ini tips juga buat teman-teman ketika berenang/berendam pakaian harus tetap dijaga ya ! sandal az hilang…). *akhirnya sandal tidak ditemukan.
Sekitar pukul 3 sore kami pulang menuju kota malang (kasian neh yuhda nyeker men jadinya…hehehe). Belum lama kami berjalan meninggalkan daerah cangar hujan rintik mulai turun kembali dan kami pun berteduh di sebuah gubuk dengan tanaman apel di sekitar gubuk (coba klo matang pasti kita makan tapi alhamdllh juga kami tidak jadi mencuri apel karena masih mentah..ck ck ck). Ditunggu-tunggu hujan tidak juga reda, sehingga dengan terpaksa kami berjunan-hujanan. Hampir memasuki kota batu, kami mampir di sebuah lesehan karena dinginya air membuat perut kami lapar. Setelah selesai makan dan kenyang kami baru pulang menuju kota malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar