Minggu, 13 Maret 2011

Review "Padang Bulan"






Judul : Padang Bulan
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang





Setelah sukses dengan “tetralogi Laskar Pelangi” Andrea Hirata kembali menerbitkan dua buku sekaligus yaitu “dwilogi padang bulan”.  Novel ini pun sangat menarik dan sudah lama sekali saya menunggu karya-karya andrea hirata setelah tetralogi laskar pelangi. Walaupun judul berbeda tetapi dengan kecerdasan Andrea hirata ia mampu mengabungkan novel Dwilogi Padang bulan sebagai bagian dari Tetralogi laskar Pelangi. Andrea hirata selalu menyusun mozaik kehidupannya menjadi sebuah sebab akibat, menjadi sebuah takdir yang indah dan semuanya bukan secara kebetulan. Seperti dalam tetralogi laskar pelangi, andrea hirata selalu mengunakan alur maju mundur yang menjadikan smua karyanya menarik. Dengan bahasa yang mudah dimengerti dan kocak membuat para pembaca tidak akan bosan membaca novel ini.  
Novel ini diawali dengan kisah Enong. Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah buruh timah bernama Zamzami. Enong masih duduk di kelas enam SD. Ia senang sekali dengan pelajaran bahasa Inggris. Kelak, ia ingin menjadi guru bahasa Inggris.

Namun, suatu ketika ayahnya meninggal karena tertimbun tanah saat bekerja di tambang timah. Ekonomi keluarganya menjadi rapuh. Akhirnya, ia drop out dari SD. Ia harus menghidupi keluarganya.

Novel kemudian menceritakan kisah Ikal yang berusaha mengejar cinta sejatinya, A Ling. Ayah Ikal sebetulnya melarang untuk mendekati gadis keturunan Tionghoa itu. (nah benarkan ! disilah andrea hirata mengabungkanya  dengan tetralogi lascar pelangi..). Tapi Ikal tidak menurut. Ia malah hendak melarikan A Ling ke Jakarta. Ya, mereka hendak backstreet atau kawin lari. Begitulah kira-kira dalam benak Ikal. Ia lakukan itu lantaran hubungannya tidak direstui orang tuanya.
Ketika ikal ingin menyampaikan niatanya tersebut kepada A Ling, ternyata Aling tidak ada di rumahnya. Kata tetangganya, ada seorang pria menjemputnya dengan sepeda. Kontan, ia cemburu. Sangat cemburu. Ia pun meminta bantuan M Nur, detektif (-detektifan). Sang detektif memberi tahu bahwa laki-laki itu bernama Zinar, calon suami A Ling.

Setelah mengetahui orangnya, Ikal menjadi minder dan mengamini hubungan mereka. Betapa tidak, dari segi fi sik ia sangat kalah. Zinar  Tampan dan tinggi seperti Chow Yun Fat, aktor film China. Lelaki itu terkenal juga dalam kejuaraan catur, tenis meja, voli, dan sepak bola pada 17 Agustus-an. Ikal putus merasa patah hati sehingga Ia pun berniat mencari pekerjaan ke Jakarta. Namun, tiba-tiba ia mendapat ilham untuk mendapatkan hati Aling krembali. Ia akan mengalahkan Zinar pada perlombaan Agustus-an kelak.

Pertama-tama ia  akan mengalahkan Zinar dalam tanding catur. Tapi, sayang, dalam pertandingan, Ikal kalah sama Zinar. Kemudian Ikal menantangnya lagi dalam lomba tenis meja. Saat pertandingan, Ikal ternyata kalah lihai dengan Zinar. Walhasil, Ikal kalah telak. Terakhir adalah sepak bola. Tapi, sayang, ia hanya menjadi cadangan dan tidak pernah dimainkan.
Ikal pasrah dan putus asa. Ia mengalami demam. Ia meratapi nasibnya. Namun, suatu ketika ia menemukan brosur iklan yang menawarkan alat peninggi badan. Ia senang bukan main. Paling tidak, pikirnya, dari segi postur dirinya sama dengan Zinar. Ia pun memesan alat tersebut. Tapi, nahas ketika alatnya dipakai terjadi kesalahan yang membuat alat itu justru menjerat lehernya  dan terlihat akan gantung diri. Untunglah saat itu ia diselamatkan oleh Enong.


Novel ini  benar-benar mampu membuat kita tertawa oleh tingkah ikal yang konyol. Jadi jangan ragu lagi, segera membacanya yaa…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar