Jumat, 26 November 2010

Review Novel "Bumi Manusia"



Sebuah sastra lama yang berkisah tentang tokoh utama bernama Minke. Seorang pemuda berdarah keturunan bangsawan Jawa. Namun, Minke yang memiliki Jiwa Nasionalisme tinggi yang ingin Merdeka dari Belanda baik secara riil. . Minke justru menjaga jarak dan kritis terhadap atmosfir kehidupan orang-orang berdarah biru segala bentuk kemudahan maupun fasilitas melingkupi diri priyayi Jawa dan disokong pemerintah kolonial Hindia Belanda tak membuatnya silau.
Novel sastra lama ini menurut saya dengan bahasa yang sedikit sulit dipahami karena berasal dari karta yang benar-benar Nasionalis, walaupun begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari novel ini. Saya benar-benar merasa di bawa ke dunia masa penjajahan Belanda, dimana saya jadi tahu budaya, model pendidikan dan keadaan ekonomi di zaman itu.
Disini Minke, sebagai tokoh utama berupaya keluar dari jebakan kolonialisasi yaitu melalui pendidikan dan pergaulan antarbangsa di Hogere Burger School (HBS). Diceritakan Minke mengunjungi Boerderij Buitenzorg yang akhirnya mengenal Annelies Mellema, seorangGadis indo yang memiliki ibu seorang nyai bernama Ontosoroh alias Sanikem yang 'dijual' oleh bapaknya kepada pembesar pabrik gula Tulangan, Sidoarjo bernama Herman Mellema. (dalam cerita seorang nyai itu dipandang oleh kaum belanda merupakan kaum hina). Dari sinilah banyak masalah dan konflik yang terjadi pada Minke. Berikut ada kutipan yang menurutku berarti dan bermakna :
"Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya"

“Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berfikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana”  
Seorang terpelajar harus berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar