Rabu, 06 Oktober 2010

NewYorkArTa… (Jogyakarta)


Malam ini sebuah email di inbox saya terima, yang ternyata berasal dari Fauzia. Fauzia adalah Bule dari Paris yang saya temui di Kreta api ketika perjalan saya ke Yogyakarta 2 bulan lalu (040810). Hari ini dia bercerita bahwa dia baru saja melakukan demontrasi untuk membela Islam. Ya, ketika pertemuan awalku Tak menyangka ternyata Fauzia adalah Muslim, ia juga sangat pandai menulis Arab (saya sempat malu juga ketika ditanya kenapa saya tidak memakai Jilbab padahal untuk memakai Jilbab di Eropa harus ada ijinya..hiks). Dari emainya hari ini aku lebih mengenal fauzia, di tengah-tengah umur senjanya yaitu 57 tahun ia tetap melakukan pekerjaan sebagai aktivis (keren ya..). Selain Fauzia ada Dominique yang kemarin siang mengundang saya di akun Google picasa miliknya untuk melihat hasil foto-fotonya selama melakukan perjalanan di Indonesia. Bahkan Dominique memiliki Akun facebook sehingga walupun sudah 2 bulan kemarin kami masih terjalin hubungan. Pingin tahu gak, bagaimana kronologinya saya bertemu dengan mereka:

Saat itu saya  melakukan perjalanan dengan teman-teman kuliah saya.  Asal nya kami (lek, deva, hanung, alawi , riza, iqbal,  saya, evi  dan beberapa adek tingkat)” di hari senin berkumpul di kantin FE kantin kebangggan feub.  Kami berencana untuk berpetualang ke luar kota. Ada yang usul ke bali ada yang ke bandung dan jogya. Pada akhirnya kami memilih ke jogya saja. Hari itu juga juga iqbal mencari jadwal kereta.
Niat di awal kami naik kereta ekonomi, berhubung menurut ibal terlalu lama dan kami bisa kemalaman sampai di jogya yaitu sekitar jam 1 malam sehingga kami memutuskan naik kreta bisnis dari Surabaya yang turun di sasiun tugu.  
Kami berangkat hari rabu pukul 10 dari stasiun malang tetapi saat itu hanya kami ber enam (lek, hanung, alawi , riza, iqbal dan   saya) yang jadi berangkat (ini dia resiko berangkat rame2 yang di hari H ada saja yang tidak berangkat). Kami tiba di jogya yaitu di stasiun Tugu, waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Langsung saja kami menuju jalan Malioboro dan menuju Hotel. Saya sendiri sebenarnya pingin ngemper yaitu tidur di depan ruko to stasiun dulu dari pada rugi semalam di hotel. Tetapi menurut teman-temanku terlalu bahaya, apalagi aku seorang cewek. (aduhhh..padahal dulu juga pernah dan aman-amn saja…*geleng2 kepala kalah suara “5 vs 1”).

Setelah meletakan barang di kamar hotel, kami langsung menikmati sepanjang jalan malioboro. Saat itu para pedagang telah berbenah untuk menutup kiosnya. Beberapa kios yang telah ditutup , oleh pedagang lain depan kios tersebut akan digunakan untuk berjualan makanan. Saat malam inilah jalan  malioboro berubah fungsi. Di siang hari jalan malioboro dapat dijadikan wisata belanja yang  berjejer pedagang kerajinan, batik ataupun pernak-pernik khas jogya dan di malam hari berganti dengan wisata kuliner yang menjajalkam nasi gudeg, lalapan asataupun nasi kucing. Menariknya lagi setiap stan makananan akan live music, jadi tinggal pilih az mulai keroncong, campur sari sampai lagu pop barat.
Saat itu kami terus menyusuri jalan malioboro sampai ke kekeraton jogya. Di alun-alun kami bersama menikmati ronde susu yang hangat yang mengobati rasa lelah kami selama perjalanan. Dalam perjalanan pulang menuju hotelah kami makan malam dengan memilih stan yang berjualan nasi gudeg. Ternyata harga makanan di sepanjang jalan malioboro cukup mahal untuk ukuran mahasiswa seperti kami  (rata2 dr kami hbs 20rb smpai 30rb rupiah, padahal minumnya adalah air putih lho…).
Setelah itu, kami langsung menuju hotel dan tidur dengan nyenyak. Di esok harinya di hari kamis kami berjalan-jalan mengelilingi kota jogya untuk berbelanja. Yang berbeda kali ini adalah di sorenya kami tidak berjalan-jalan tetapi justru tidur-tiduran di hotel dengan menonton tv (aduh benar parah neh cwok-cwok manja bgt). Di malam hari kami kembali menikmati kota jogya yang penuh dengan cahaya lampu. Sebelum tidur malam kami berdiskusi dan memutuskan bahwa hari sabtu besok kami harus kembali karena masing-masing uang kami sudah habis (gimana g habis lha hidup mewah gini di jogya..hehehe).
Keesokan harinya di pagi hari kami langsung membeli tiket (kali ini kretanya juga bisnis, gaya ya…). Tiket  kereta menuju kota Surabaya ternyata hanya tinggal beberapa kursi saja, sehingga membuat kursi kami terpisah-pisah yang untungnya masih dalam satu gerbong. Tidak di sangka ternyata dalam gerbong kreta kami berisi bule-bule dan hanya beberapa pribumi termasuk kami. Dan di sebelah saya adalah Patricia bule asal Italia. Kami berdua berbicara dalam bahasa inggris yang kacau balau karena bahasa inggris saya yang sangat terbatas dan Patricia sendiri juga tidak begitu bisa berbahasa Inggris. Sesampai di kota madiun, teman saya menawari makan pecel madiun yang dijajakan oleh   pedagang di luar kreta.
Patricia : what it is ?
Saya       : It is  nasi pecel. It made rice, vegetables are  gived peanuts. (bingung juga jelasinya..hehehe). may be, u want try it…
Patricia : okey

Sesampai di solo patricia sudah tertidur dan saya pindah ke kursi belakang karena saya lihat teman-teman saya justru memilih  berdiri di pintu menikmati udara kreta. Dan di kursi belakang saya bertemu dengan Frank, Dominique seorang bule berumur 40an,  Mangelo Hag yang berasal dari Belanda dan dia masih berumur 20 tahun dan Fauzia yang asyik berbincang-bincang dengan iqbal teman saya (bahasa inggris iqbal mang cukup lancar dan kebetulan dua bule itu juga bisa berbicara inggris dengan baik).   

Saat itulah pertemuan pertamaku dengan mereka. Dari Frank (dia adalah pemimpin rombongan ini) di jelaskan bahwa para bule itu teryata sedang menikmati paket wisata dari Indonesia, dimana mereka mulai kunjungan dari Aceh (pasca tsunami), Jakarta, Yogyakarta, Malang (Bromo), Bali , Lombok dan terakhir Borneo (kalimantan). Frank sudah sangat sering sekali ke Indonesia makanya dia menjadi ketua Rombongan. Saya sendiri lebih tertarik berbincang-bincang dengan Fauzia,  kami bercerita  banyak mulai kunjungan perjalanan dia ke  Indonesia sampai soal agama Islam.

Inilah perjalanan ku yang unik, niat mbambung forever tapi ternyata elite ala turis dengan biaya yang cukup banyak tanpa petualangan yang sekedar travelling. ( Ini dia teman2 yang aliranya g mau sengsara buat ngemper  az g mau neh…hehehe :p ). Walaupun gitu asyik, terimaksih teman buat perjalananan kita karena dalam perjalanan ini saya bertemu dengan  Fauzia, Dominique,dan  Mangelo, Patricia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar