Sabtu, 30 Oktober 2010

MENDAKI GUNUNG Tu “ 4C A”

Aku tidak tahu kenapa  begitu menariknya gunung untuku.  Banyak yang pro dan kontra akan naik gunung, apa lagi buat seorang cewek seperti aku ini. Sudah setahun  lebih ak tidak mendaki gunung rasanya kaki kesemutan terus. Sangat susah untuk mencari patner dalam pendakian.
Setiap orang yang aku ajak selalu bertanya   “mengapa naik gunung ?”
Secara ilmiah aku  tidak bisa menunjukan  manfaat pasti kepada orang lain, tapi buat aku naik gunung itu adalah..


CANDU
“mengapa suka mendaki ?”
          Selalu saja ada pertanyaan seperti ini. dan singkatnya selalu aku jawab "terlanjur ketagihan". Aku juga gak tahu koq bisa menjadi Candu gitu dan obatnya cuma satu "Mendaki lagi", yang pasti ketika mendaki gunung 100% murni mengandung keindahan. Justru inilah yang paling berbahaya karena naik gunung buat Ketagihan, makanya buat yang gak mau ketagihan naik gunung jangan sekali-kali coba naik gunung ntar seperti aku lho...hi hi hi
 “bukanya itu gunung sudah pernah kamu daki ?”
Iya memang sudah tetapi beda. itulah efek dari Candu tadi, buat aku jika tak banyak waktu dan uang, mau gak mau hanya mendaki gunung itu-itu saja, alias gunung yang dekat dengan tempat tinggal dengan biaya minim sensasi yang di dapat juga sama. Perbedaan bukanlah dimana kau mendaki tapi kapan kau mendaki, otomatis tantangan juga berbeda kan !!!


CINTA
“Manfaat dari mendaki gunung apa  ?“
         Buat aku gunung mengajarkan sebuah cinta. Kita dapat lebih belajar akan rasa cinta yaitu cinta kepada sesama makluk Tuhan. Seorang pendaki tentunya seorang yang mencintai alam (tanaman dan binatang). Oleh karena itu kita harus peduli dan terus menjaga kelestarian alam, sehingga anak dan cucu kita kelak dapat menikmatinya. Alangkah menyenangkan juga  jika suatu saat kita dapat mendaki dengan anak dan cucu kita...ok
Ada sebuah slogan yang aku temui saat mendaki “AMBIL HANYA FOTO & TINGGALKAN HANYA JEJAK KAKI”. Jadi g boleh merusak pa lagi sampi membawa edelwais dan pastinya sampahlah yang harus dibawa pulang kembali. Belajarlah mencintai alam dan alam akan mencintaimu.

CAPEK
“ Apa tidak capek  naik gunung ? enakan tidur di rumah ”
itulah anehnya, sudah pasti capek...
tetapi buat aku  lebih capek jika aku di rumah trus... :p
“klo menikmati pemandangan saja, banyak tempat indah tanpa capek-capek berjalan berkilo-kilo ?”
         Kata pepatah berakit-rakit kehulu berenang renang ketepian artinya bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian. Anehnya rasa capek itu  pasti terbayarkan oleh keindahan alam yang dapat dinikmanti  di puncak, ntah pemandangan yang benar-benar  indah atau efek bersusah-susah payah dl...hehehe. Ada perbedaan  mendasar  naik gunung ma traveling yaitu tidak semua orang bisa menikmati pemandangan dari puncak, hanya orang-orang yang mau bercapek-capek ria yang bisa mendapatkanya, iya gak ?..
            Selain itu sebenarnya rasa capek itu memiliki rasa cabai. Iya. seperti makan cabai, sudah tahu pedes tapi tetep enak az dan bikin keterusan setelah kepedesan banget baru berhenti tapi pedesnya ilang ya makan lagi. Kayak kata orang jawa “kapok Lombok” Hehehe… Ketika dalam pendakian rasa capek pasti ada apa lagi kalau udah tersesat, bekal habis, terjatuh dan penuh luka di dalam pikiran ada rasa kapok, benar-bener yang terakhir dan gak akan naik gunung lagi. Tapi setelahnya pasti otak mikir mau daki gunung mana lagi ya, ma sapa ya.  ( rasanya kaki gatal dan tangan ingin menarik seorang buat menjadi tim, ayuk sapa yang mau ?....)

COBAAN
apa sich yang kamu dapat dari mendaki gunung, mencari jati diri, (Basiiii...) ?”
                GAKLAH..sebenarnya aku dah tahu siapa diriku...hehehe. Buat aku naik gunung tu seperti menjalani kehidupan yang selalu ada sebuah cobaan dan hikmah setelahnya. Saat pedakian baik secara kelompok atau berdua. Seperti  itulah hidup di dunia yang tidak sendrian. Di gunung akan menemukan kawan-kawan baru bahkan sahabat . Ada kalanya kau tidak boleh egois saling membantu, saling berbagi  dan mendukung. Cobaan untuk menaklukan diri sendiri tentunya, karena mendaki gunung “bukan untuk menaklukan alam tetapi untuk menaklukan diri sendiri”.
ü Kadang merasa lelah dan penuh rintangan to bahkan kadang terlena oleh nikmatnya keberuntungan

ü  Kadang melewati jalan setapak dengan  tanjakan yang curam.
ü Kadang kau mengantungkan hidupmu di tangan sahabatmu to kadang kau harus mengorbankan sesuatu untuk sahabatmu.
Selalu saja ada cobaan tetapi jika kau yakin dapat mengatasinya semuanya akan beres dan tak terasa kau telah sampai di puncak.

Aman
“mendaki gunung tu  gak aman !!!”
          Aman koq !!! Soal celaka, hampir semua kegiatan tu bisa menyebabkan celaka dan segala sesuatu  selalu ada resikonya, apapun itu. Orang bisnis selalu bilang “Hight Risk hight Retur”, biarpun beresiko tetapi manfaatnya buat aku tinggi dan resiko celaka bisa diperkecil dengan Mendaki gunung sesuai aturan/prosedur yang ada.  “Kematian tidak dapat dipercepat dengan naik gunung &  tidak dapat diperlambat dengan tidak naik gunung "  (Anonim)

Ayo MENDAKI GUNUNG….

Salam Pendaki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar